DENPASAR, BALIPOST.com – Microbiome yang dikenal sebagai virus, jamur, bakteri, dan archaea sering dianggap sebagai sumber penyakit. Padahal keberagaman dan keseimbangan microbiome di tubuh manusia justru memiliki peran penting bagi imunitas. Demikian disampaikan Dokter Spesialis Kulit, Dr. dr. Eka
Ciptasari, Sp.KK., FINSDV, Kamis (1/6).
Ia mengatakan saat microbiome kulit tidak seimbang, akan timbul masalah kulit seperti jerawat, beruntusan, break out, kusam, warna kulit tidak rata, dan berbagai masalah kulit lainnya. Microbiome perlu dijaga keseimbangannya, sebab perannya sangat penting untuk kesehatan kulit. Untuk itu, dalam merawat kulit, penting memilih yang microbiome friendly.
Microbiome kulit yang seimbang mampu menjaga dan memperkuat skin barrier, melindungi kulit, dan membantu menjaga kulit terhadap virus dan bakteri berbahaya. “Jika diibaratkan kulit sebagai benteng untuk melindungi tubuh, microbiome adalah tentara-tentara yang menjaga benteng tersebut,” jelasnya.
Menurut dr. Eka, produk skincare baru dapat disebut microbiome friendly jika formula atau kandungannya tidak mengganggu keberadaan microbiome kulit dan ramah bagi lingkungan. Banyak hal yang dapat menyebabkan microbiome tidak seimbang, mulai dari faktor internal seperti genetik, penyakit tertentu dan sebagainya. Selain itu juga faktor luar seperti pola makan, pola tidur, gaya hidup, kebiasaan merokok, dan sebagainya.
Salah satu cara yang dapat dilakukan ketika microbiome tidak seimbang adalah dengan menggunakan skincare yang ramah microbiome. Ia juga menyarankan menghindari penggunaan rangkaian produk skincare yang berlebihan dengan berbagai bahan aktif di dalamnya yang justru menyebabkan ketidakseimbangan microbiome, meningkatkan risiko sensitivitas kulit, serta membuat kulit menjadi stress.
Salah satu rangkaian skincare dasar yang penting adalah penggunaan pelembab atau essence untuk menjaga hidrasi kulit, terutama ketika kulit sering terekspos sinar matahari berlebih dan produk yang mengandung bahan aktif seperti AHA BHA atau bahan eksfoliasi lainnya yang dapat menjadi stressor pada kulit dan melemahkan lapisan pelindung kulit. Sementara dari sisi keamanan, produk skincare dengan bahan microbiome friendly aman digunakan untuk kulit wajah karena menggunakan bahan alami yang berfungsi untuk menutrisi.
Senior Brand Specialist Biome Beauty, Elisa Frederica menambahkan berdasarkan hasil riset, munculnya masalah kulit merupakan indikator bahwa microbiome kulit sedang tidak seimbang. “Untuk itu Biome Beauty hadir sebagai solusi untuk masalah kulit kebanyakan orang Indonesia yang terjadi akibat terganggunya keseimbangan microbiome kulit, dengan menggunakan bahan-bahan alami dan efektif, serta teruji secara ilmiah,” ujarnya.
Kulit berjerawat akibat didominasi oleh jamur biasanya memiliki karakter jerawat kecil/bruntusan, memiliki solusi yang berbeda dengan kulit berjerawat akibat didominasi bakteri. Untuk itu, skincare yang digunakan harus dipersonalisasi dengan kondisi microbiome kulit untuk mencapai kulit sehat bebas masalah. (Citta Maya/balipost)