Empat pemuda di Buleleng mengembangkan fermentasi arak dicampur apel. (BP/yud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Empat pemuda di Buleleng, membuat fermentasi arak bali yang dicampur dengan apel. Produk minuman bernama Wicked Wiki ini laris di pasaran dan dikenal masyarakat.

Fermentasi Arak dicampur dengan buah apel ini, digagas oleh Arizal Tya Bagus Kurniawan (27), Agus Mariasa (29), Bagus Sarjana (27), dan Dewa Indra Mahendra (23). Ide keempat pemuda ini bermula melihat pasaran minuman beralkohol yang semakin diminati tidak hanya lelaki, melainkan juga kaum perempuan.

Kurniawan dan ketiga temannya itu, mulai mencoba pembuatan minuman fermentasi ini pada awal tahun 2023. Dengan bermodal awal Rp 1,5 juta, mereka membeli minuman arak dari Karangasem dengan kadar alkohol yang lebih rendah dan apel.

Baca juga:  Lewat Konsep Tanam Tuwuh, KG Movement Berbagi Kasih di Sidatapa

“Ini kita buat, memang karena suka minum. Kita coba fermentasi, dengan arak campur buah apel. Ini rasanya lebih lembut, jadi bisa diminum oleh cewek juga,” ujar Kurniawan.

Awalnya minuman fermentasi dengan apel ini belum banyak diminati oleh masyarakat. Hal ini karena masyarakat Buleleng lebih suka dengan minuman yang rasanya lebih kuat.

Namun, banyak generasi muda yang berminat mengonsumsi hasil fermentasi tersebut. Kini perbulannya, mereka bisa membuat 100 hingga 150 botol.

Baca juga:  Jelang Lebaran, Distan Awasi Pemotongan Hewan

“Minat di Singaraja masih banyak yang suka lebih kuat dari segi rasa. Pelan-pelan remaja mulai melirik terbiasa dengan arak lembut tapi bisa bikin mabuk. Ini arak level dua, lebih lembut,” katanya.

Mereka menjual hasil inovasinya itu di kedai yang berada di Jalan Nakula, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Minuman itu dijual per botol ukuran 750 mililiter seharga Rp 55 ribu.

Selain fermentasi dengan apel, para pemuda ini juga pernah mencoba membuat campuran fermentasi arak dengan rasa lain. Seperti rasa nanas, bubble gum, dan mangga. Namun, mereka belum dapat mengembangkannya. “Rencana bikin rasa lain, kadang saat fermentasi gagal. Kalau Arak Apel ini sekali produksi 15 liter, apel dua kiloan. Diinfus dua minggu minimal,” pungkas Kurniawan. (Nyoman Yudha/balipost)

Baca juga:  Menko Luhut Akui Investasi Terpukul Berat Akibat COVID-19
BAGIKAN