Dokter Spesialis Neurologi RSUD Buleleng, Luh Putu Lina Kamelia ketika dikonfirmasi Jumat (2/6). (BP/Yud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – RSUD Kabupaten Buleleng kembali menerima dua Pasien Suspek meningitis streptococcus suis (MSS). Kedua pasien laki – laki yang berasal dari Desa Penglatan dan Desa Sari Mekar, Kecamatan Buleleng. Bahkan sebelum dirawat keduanya mempunyai riwayat makan lawar getih pekan lalu.

Kedua pasien Suspek Meningitis ini diterima RSUD Buleleng pada Rabu (31/5) siang. Kedua pasien laki-laki ini kini dirawat di ruang sandat RSUD bersamaan dengan 8 pasien meningitis sebelumnya. Total RSUD Buleleng merawat 10 Pasien MSS, 2 diantaranya sudah dipastikan positif dari hasil Lab mikrobiologi klinik.

Baca juga:  Babi Aman Dari MSS Jika Diolah Dengan Matang

Dokter Spesialis Neurologi RSUD Buleleng, Luh Putu Lina Kamelia ketika dikonfirmasi Jumat (2/6) menjelaskan mereka memiliki gejala nyeri kepala, demam, kaku leher dan ketulian mendadak. Kedua pasien tersebut mengaku sempat mengkonsumsi lawar getih seminggu sebelum dilarikan ke rumah sakit.

“Hari ini sampel kultur kedua pasien itu diambil untuk dicek di Mikrobiologi Klinik, sehingga dari hasil Mikrobiologi Klinik itu nanti kami bisa memberikan diagnosis pasti apakah dia terserang MSS atau tidak,” jelasnya.

Baca juga:  Pintar Bahasa Bali dan Aktif di STT, Perempuan Jepang Ini Ingin Jadi WNI

Putu Lina menjelaskan Kedua Pasien yang sudah positif MSS itu,tanda vital kedua pasien MSS itu saat ini mulai membaik. Hanya saja berdasarkan hasil konsultasi di Poliklinik THT, keduanya dinyatakan mengalami ketulian sebagai gejala sisa dari penyakit MSS.

Disisi lain, dr Kamelia juga menyebut ada salah satu pasien yang meninggal dunia dengan gejala yang mengarah pada MSS. Pasien yang berasal dari Kelurahan Liligundi ini, mulanya dilarikan oleh keluarganya ke RSUD Buleleng lantaran mengamuk.

Baca juga:  Bersaing Bisnis Ayam, ‘’Blakas’’ Bicara

Sehingga awalnya dia diduga mengalami gangguan jiwa. Namun belakangan saat dilakukan pemeriksaan fisik, terdapat tanda kaku pada leher serta penurunan kesadaran.

“Awalnya pasien itu ditangani oleh dokter psikiatri dan penyakit dalam. Namun saat pemeriksaan fisik ada tanda kaku leher dan penurunan kesadaran sehingga dikonsultasikan ke neurologi karena dicurigai MSS. Hari ketiga setelah diterima pasien meninggal dunia,”tutupnya. (Nyoman Yudha/balipost)

BAGIKAN