Ilustrasi tumpukan tabung elpiji 3 kg. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Keberadaan elpiji ukuran 3 kilogram atau yang sering disebut gas melon, sejak beberapa hari terakhir ini langka. Sejumlah warung tidak lagi bisa menjual gas mini tersebut, karena tidak ada persediaan.

Sejumlah agen yang biasanya menyuplai ke warung-warung juga tidak memiliki stok. Bahkan, sejumlah SPBU yang biasanya juga menjual gas ukuran 3 Kg, tidak memiliki stok.

Beberapa pedagang di Jalan Sedap Malam ditemui,  Senin (5/4) mengaku sudah sejak 2 hari stok gas bener-bener kosong. Dia mengungkapkan, sebelumnya kuota penyaluran gas LPG 3 kilogram memang terbatas bagi para pedagang. “Dari kemarin parah banget, benar-benar kosong banget,” kata Suryantini.

Baca juga:  Dua Pekan ke Depan, Bali Tetapkan Siaga Darurat

Demikian pula pantauan di SPBU Jalan Hang Tuah yang juga menjual gas, mengaku tidak memiliki stok. “Gas kosong,” ujar petugas di SPBU tersebut.

Kelangkaan gas LPG 3 kilogram ini juga terjadi di sepanjang Jalan Ahmad Yani, Denpasar. “Sampai ke Darmasabha katanya kosong. Sebelumnya mungkin dagang-dagang di pelosok masih ada stok, tapi dari kemarin, dimana-mana kosong,” jelas salah seorang pedagang, Ketut Artini.

Baca juga:  Kabar Baik, Tambahan Kasus COVID-19 Bali Capai 2 Digit

Dia mengakui, sejak pagi banyak warga yang mencari gas di tempatnya, namun harus kecewa karena kekosongan stok yang terjadi.  Bahkan kata Antini,  di SPBU (pangkalan) keberadaan gas LPG 3 kilogram tidak ditemui.

Hal senada juga diungkapkan oleh pedagang lainnya, di kawasan Denpasar Timur, Sinta Lestari. Bahkan dia mengatakan, sudah sejak 5 hari lalu tidak ada pengiriman gas LPG 3 kilogram ke warungnya.  “Minggu lalu cuma dapat 10 buah. Itu dalam satu hari sudah habis,” terangnya.

Baca juga:  Selama Januari-April, Puluhan Ribu PMI Pulang

Dia mensinyalir akan ada kenaikan harga dengan situasi yang terjadi. “Ini ciri-ciri mau ada kenaikan harga,” imbuhnya.  Salah seorang warga, Lia di kawasan Sempidi, Badung juga mengakui, kesulitan mencari LPG 3 kilogram. “Saya sampai batal memasak, karena tidak dapat beli gas,” ujarnya. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN