Bupati Karangasem, I Gede Dana. (BP/Dokumen)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Bupati Karangasem, I Gede Dana, langsung merespon Surat Edaran Nomor 04 Tahun 2023 tentang tatanan baru bagi wisatawan mancanegara selama berada di Bali. Termasuk mendukung upaya Gubernur Bali Wayan Koster melarang wisatawan naik atau mendaki gunung untuk menjaga kesucian gunung yang ada di Bali.

Gede Dana mengatakan, pihaknya sangat mendukung kebijakan Gubernur Bali Wayan Koster yang rencananya melarang wisatawan untuk melakukan aktivitas pendakian ke gunung. “Saya sangat mendukung rencana kebijakan tersebut,” ucapnya.

Gede Dana, mengatakan, bahwa pihaknya akan mengambil langkah-langkah cepat dan tepat untuk mengatur para wisatawan asing yang akan melakukan kunjungan ke Karangasem. Mengingat Karangasem mempunyai Gunung Agung dan juga Pura Agung Besakih yang sangat disucikan oleh masyarakat Bali pada umumnya.

“Kita berencana akan membentuk kelompok khusus untuk melakukan pemantauan terhadap wisatawan asing saat berkunjung ke tempat-tempat suci yang ada di Kabupaten Karangasem,” kata Gede Dana.

Gede Dana mengatakan, sebagai langkah antisipasi agar wisatawan asing tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan sesuai dengan Surat Edaran dari Gubernur Bali Wayan Koster. Sehingga kesucian, ketaksuan dan adat istiadat yang ada di Bali tetap terjaga. Kelompok khusus yang nantinya akan melakukan pemantauan di tempat-tempat suci, terutama yang rawan terjadi pelanggaran tersebut terdiri dari berbagai komponen mulai dari kepolisian, pecalang, masyarakat, Desa Adat dan yang lainnya.

Baca juga:  Pariwisata Bali Dibuka, Menparekraf akan Tindak Lanjuti VoA

“Tapi, terkait dengan mekanisme dan teknisnya seperti apa nanti akan kita atur dengan melakukan rapat koordinasi kembali,” kata Gede Dana.

Dia mengatakan, pihaknya telah melaksanakan rapat dengan mengundang seluruh komponen masyarakat mulai dari perwakilan desa adat, pecalang, pelaku pariwisata dan yang lainnya. Supaya Surat Edaran dari Gubernur Bali Wayan Koster tersebut dapat diketahui dan disebarluaskan kepada seluruh masyarakat agar semuanya tahu. Sehingga mereka bisa sama-sama saling menjaga kesucian dari Pulau Bali.

“Kita juga tekankan jika ada masyarakat yang menemukan ada wisatawan asing yang melakukan hal yang tidak pantas agar segera melapor ke pihak-pihak yang berwajib agar segera bisa ditindak,” kata Gede Dana.

Langkah Gubernur Bali Wayan Koster untuk total menjaga kesucian gunung di Bali, mendapat dukungan dari Ketua PHDI Klungkung I Putu Suarta. Menurut dia, itu merupakan langkah berani yang memang dibutuhkan Provinsi Bali saat ini, di tengah pariwisata yang sudah kebablasan. Sudah saat ini pemangku kepentingan di Bali, untuk bisa memilah lebih tegas, mana yang harus disakralkan, mana untuk aktivitas wisata.

Baca juga:  Karena Ini, Danrem Sebut Lebaran Tahun Ini Beda

Apalagi bercermin dari sejumlah di Bali, dimana banyak WNA yang berulah dengan melakukan aktivitas berwisata yang kebablasan. Duduk di pelinggih dan berbagai bentuk perilaku wisatawan yang melecehkan simbol-simbol agama Hindu di Bali. Bali menurutnya terlalu longgar untuk mentoleransi hal-hal seperti itu terjadi terus menerus di Bali. Oleh karena itu, totalitas Gubernur Koster untuk melarang aktivitas pendakian gunung untuk wisata dinilai sangat tepat dan sangat dibutuhkan saat ini.

“Kita harus bisa memilah, mana untuk kepentingan wisata, mana yang harus disakralkan. Kalaupun ada wisata spiritual, aktivitasnya tentu harus mencerminkan itu. Duduk tenang, sembahyang,” kata Suarta saat dihubungi, Rabu (7/6).

Selain itu, menurut dia semua pihak juga harus melakukan refleksi diri, terhadap berbagai fenomena yang terjadi di Bali, yang sering terjadi benturan, antara kepentingan pariwisata dengan kepentingan umat. Seperti aktivitas wisata di pura, tentu harus diawasi, sehingga diketahui mana yang boleh dilakukan dan bisa dilakukan. Pihaknya meminta seluruh pihak menyadari itu, jangan dibebasliarkan begitu saja. Sehingga, memicu terjadinya berbagai aktivitas wisatawan yang nyeleneh di tempat-tempat yang tidak semestinya.

Baca juga:  Target Kunjungan Wisman Naik, Bali Perlu Pikirkan "Carrying Capacity"

“Kita harus bertanggung jawab terhadap keberadaan tempat-tempat suci di sekitar kita. Kita selalu belajar dari banyak peristiwa, tetapi kejadian-kejadian serupa juga terus berulang terjadi. Sekarang aksi nyatanya apa, maka dari itu harus ada rasa tanggung jawab terhadap pengelolaan tempat suci di sekitar kita,” tegasnya.

Pihaknya pun berharap adanya tindak lanjut yang lebih nyata di seluruh Bali, terkait adanya larangan berwisata seluruh gunung di Bali. Tidak sebatas wacana, surat edaran atau imbauan. Sehingga, semua pihak bergerak atas dasar semangat yang sama menjaga tempat-tempat yang disucikan di Bali ini, dari aktivitas wisata yang sudah kebablasan. (kmb/balipost)

BAGIKAN