Prof. Dr.Drs.I Made Suarta, S.H, M.Hum. dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap. (BP/sue)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sukses ganda diraih Rektor Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) Bali, Prof. Dr. Drs.I Made Suarta, S.H, M.Hum. Pertama, sukses sebagai dosen meraih guru besar tetap alias profesor bidang sastra dan kedua sebagai seniman arja pertama yang meraih guru besar.

Pengukuhan guru besar I Made Suarta dilakukan oleh Ketua LLDikti Wilayah VIII Bali-NTB, Dr. I Gusti Lanang Bagus Eratodi ditandai pengalungan gordon. Eratodi menyebut Made Suarta sebagai guru besar serba bisa yakni akademisi, seniman dan kelihan banjar.

Upacara pengukuhan berjalan istimewa karena dihadiri Ketua Umum PB PGRI, Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd., beserta para rektor se Bali, pengurus PGRI BalI dan Ketua Yayasan PT IKIP PGRI Bali, Drs. IGB Arthanegara, S. H., M. H. M. Pd.

Made Suarta saat itu membacakan orasi ilmiahnya berjudul “Sastra Bali tradisi sebagai landasan konstruktuf pendidikan berbasis karakter.” Dia menganalisis sastra Bali lewat gending “De Ngaden Awak Bisa” yang sarat pendidikan karakter mengedepankan sikap rendah hati, tak sombong dan selalu ingin belajar. Semakin kita berilmu, orang lain yang akan mengujinya di lapangan.

Rektor Made Suarta bersama keluarga saat pengukuhan Guru Besar Tetap. (BP/sue)

Di zaman kekinian hal ini masih relevan bahwa SDM Bali perlu sertifikat kompetensi diri guna memenangkan persaingan di dunia kerja.

Baca juga:  Tanggap Darurat Berakhir, Bangli Masuk Masa Transisi

Bagi warga UPMI Bali yang dulu bernama IKIP. PGRI Bali, nama I Made Suarta bukan orang asing lagi. Suarta lahir dari IKIP PGRI Bali, karyawan sekaligus mahasiswa pertama di kampus ini saat dipimpin Alm. Redha Gunawan pada tahun 1983.

Suami tercinta dari Ni Made Ariatni bersama empat anak ini, dari dosen karirnya meningkat menjadi WR II dan sejak 2010 sebagai Rektor UPMI selama tiga periode. Ia menyelesaikan studi pendidikan S1 Bahasa dan Sastra Indonesia pada 1988 di IKIP PGRI Bali, Sarjana Hukum di Universitas Mahendradatta pada 1994. Kemudian lulus S2 Linguistik 2003 di Fakultas Sastra Unud dan doktor tahun 2009 di Unud.

Rektor Made Suarta (kanan) menerima ucapan selamat usai pengukuhan Guru Besar Tetap. (BP/sue)

Sedangkan di masyarakat anak kelima alm. Nyoman Buda dan Ni Nyoman Rening di Br. Lantang Bejuh, Sesetan ini dikenal sebagai penari Arja Muani Coblong Pamor. Wayan Koster (Gubernur Bali) pernah mengundang sekaa arja ini untuk tampil di Gedung Kesenian Jakarta yang dipadukan dengan Srimulat.

Dia juga pendiri pendidikan Dharma Sunu Mandare dan Koperasi Coblong Pamor. Makanya raihan guru besar ini diperuntukan bagi keluarga, ayahnda dan ibunda serta untuk sivitas akademika UPMI Bali. Dengan guru besar ini dia berharap menginspirasi dosen lainnya. Kedua, terbuka bagi UPMI Bali membuka Prodi S-3 Pendidikan Bahasa Indonesia karena didukung tiga profesor.

Baca juga:  Indeks Keyakinan Konsumen Membaik

Bukan hanya sivitas akademika UPMI yang bangga, Ketua Umum PB PGRI, Prof.Unifah Rosyidi juga salut dengan perjuangan Made Suarta bisa.meraih guru besar. Sebab,selain sibuk sebagai rektor dia juga mampu memenuhi persyaratan guru besar yang sangat berat.

Suasana pengukuhan Made Suarta sebagai Guru Besar Tetap. (BP/sue)

Bahkan dosen di PTN pun sulit menembusnya. “Pak rektor ini hebat, selain kuat akademiknya, bakat seninya luar biasa. Dua kutub ini jarang ditemukan bersatu,” tegasnya.

LLDikti VII dan PB PGRI juga merekomendasi warga dan keluarga guru kuliah di UPMI Bali karena berkualitas dan taat asas.

Saat itu Ketua BPLP PB PGRI, Prof. Supardi mengukuhkan pengurus YPLP PT IKIP PGRI Bali 2023-2028 yang dipimpin IGB Arthanegara. Arthanegara menilai Rektor I Made Suarta dikenal banyak berjasa atas kemajuan UPMI Bali. Pria kelahiran Denpasar, 25 Oktober 1962 membuat berbagai gebrakan untuk memajukan kampus di Jalan Seroja Denpasar sehingga menjadi perguruan tinggi swasta unggulan. Serta meraih berbagai prestasi baik di bidang akademik maupun non akademik.

Yang paling membanggakan, Made Suarta mampu meningkatkan status IKIP PGRI Bali menjadi UPMI Bali sebagai penggabungan antara IKIP PGRI Bali dan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Denpasar. Kini ada 12 program studi (prodi) S1, S-2 Pend. Bahasa Indonesia dan dipercaya sebagai LPTK yang menyelengarakan PPG.

Baca juga:  Kemenkes RI Tetapkan RSUD Buleleng RS Pendidikan Satelit

Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru

Di tengah acara pengukuhan, UPMI Bali mulai membuka pendaftaran calon mahaswiswa baru untuk Prodi Bimbingan Konseling, Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah, Pendidikan Seni Rupa, Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Pendidikan Ekonomi, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Pendidikan Matematika, dan Pendidikan Biologi. Juga S1 Teknik Informatika dan Sistem Informasi serta Magister Pend. Bahasa Indonesia.

Rektor I Made Suarta tetap memberikan beasiswa selama empat tahun bagi lulusan SLTA di Bali yang memilih Prodi Bahasa Daerah Bali yang kuliah pagi dan Pend. Sejarah dan Seni Rupa. Untuk alumni UPMI juga diberikan berbagai keringanam jika melanjutkan di Program S-2. Pendaftaran bisa dilakukan langsung ke kampus Jl. Seroja atau lewat online di https//pmb.mahadewa.ac.id/.

Made Suarta mengatakan UPMI mencetak calon guru serbabisa berbasiskan TI sesuai dengan visi UPMI yakni Unggul Berbasis Budaya dan Sistem Informasi Berorientasi Global tahun 2030. Mahasiswanya banyak mengukir prestasi di olahraga nasional dan internasional. (Adv/balipost)

BAGIKAN