Salah seorang cosplayer tampil dalam Parade Cosplayer yang diselenggarakan di Singaraja, Buleleng. (BP/yud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Event Cosplayer atau pertunjukan seni dengan menirukan kostum karakter idola digelar di Kabupaten Buleleng. Kegiatan yang dilaksanakan di di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Bung Karno ini mengusung tema Kaiganza.

Puluhan Cosplayer pun tampil dengan berbagai tema busana yang diidolakan. Bahkan mereka rela merogoh kocek hingga jutaan rupiah untuk membuat kostum idolanya.

Sebut saja Abi Baruna Dewi, perempuan 25 tahun ini, mengaku sudah menggeluti kesenian ini sejak 2014 lalu. Perempuan yang suka bermain game dan menonton film animasi bergaya Jepang ini mengoleksi lebih dari 40 pakaian karakter. Tak tanggung-tanggung harga kostumnya berkisar di harga Rp 500 ribu hingga Rp1,8 juta.

Baca juga:  Memory of The World UNESCO, Sayangnya Cerita Panji Tak Lagi Dikenal Anak Milenial

“Awal mengenal cosplay saat melihat event cosplay di Pulau Jawa. Pulang ke Bali, saya lihat juga ada eventnya dan mulai tertarik menggeluti. Saya sudah banyak ikut event, di Bali, Surabaya, Semarang, sampai Jakarta,” ujarnya.

Kesenangan yang didapat dari cosplayer ini, menurutnya bisa menghidupkan karakter yang disuka. Selain itu, dengan bermain karakter ini dapat memberikan penghasilan dan menjadi konten creator. “Kita juga bisa berpenghasilan dari sini. Saya juga jadi konten kreator, dari situ penghasilannya,” tambahnya.

Baca juga:  Dugaan Pelecehan Mahasiswi oleh Dosennya, Polisi Lakukan Pemeriksaan Intensif

Di tempat yang sama, Ketua Panitia Kaiganza Kadek Andre Roinata mengatakan, ada lebih dari 50 orang cosplayer yang terdaftar untuk mengikuti lomba. Mereka yang ikut pun, dibebaskan untuk menggunakan kostum dari karakter yang mereka suka. Baik kostum superhero, anime, komik, maupun tokoh sejarawan.

“Di era saat ini, budaya sudah sangat luas. Dari budaya Jepang ini, kita bisa ambil segi positifnya bisa terapkan di kehidupan. Bisa jadi sebuah ajang untuk anak muda Buleleng, saling bertemu,”pungkanya.

Baca juga:  Pedagang Pasar Tradisional Dibina, Buah dan Sayur Terkontaminasi Pestisida

Tak hanya wilayah kota Singaraja, peserta yang datang juga ada dari Denpasar dan Kabupaten Jembrana. “Kegiatan ini digelar untuk memberikan ruang anak muda menyalurkan kreativitas terutama di bidang fashion. Tidak hanya dengan budaya lokalnya, juga bisa dilakukan dengan budaya yang ada saat ini,” tutupnya. (Nyoman Yudha/balipost)

 

BAGIKAN