MANGUPURA, BALIPOST.com – Swisscontact melalui program Sustainable Tourism Education Development yang didanai oleh Pemerintah Federal Swiss bekerjasama dengan EDUKadin dan Politeknik Pariwisata Bali menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Pelatih Tempat Kerja versi Internasional Dasar pada tanggal 5-11 Juni 2023. Kegiatan yang diikuti oleh 16 peserta perwakilan dari Aman Villas, The Legian Seminyak Hotel, The Apurva Kempinski Bali dan Poltekpar Bali.
Penasihat teknis Swisscontact STED Christian Pallmer didampingi Secretariat Administrative Manager SwissCham Raja Falency Arifah yang ditemui pada saat penutupan menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan kali pertama yang diadakan di Bali dan juga yang pertama dikhususkan untuk sektor pariwisata. Kegiatan yang mendukung pengembangan sumber daya manusia di bidang pariwisata ini direncanakan terselenggara secara rutin setiap tahun.
Bali terpilih sebagai tempat pelatihan karena masa depan sektor pariwisata akan meningkat pesat sehingga memerlukan tenaga kerja profesional lulusan Politeknik Pariwisata Bali yang juga harus didukung oleh industri pariwisatanya. Untuk itu, dunia perhotelan yang menjadi tempat magang mahasiswa Politeknik Pariwisata Bali juga harus memiliki tenaga pembimbing magang yang berkualitas.
Menurut Christian, materi pelatihan dan metode pemagangan ini difokuskan pada sistem vokasi model Swiss dan Jerman yang terbukti mampu mengurangi tingkat pengangguran pemuda di kedua negara tersebut. Tidak tanggung – tanggung, untuk mencapai kualitas pelatih industri seperti di Jerman, pihak EDUKadin menerjunkan instruktur dengan kualifikasi Pelatih Utama dan Pelatih Utama Senior dengan kualifikasi standar Jerman dan ASEAN.
Para peserta pelatihan diharuskan mengikuti ujian tertulis dan ujian praktik dengan soal – soal yang didatangkan dari Jerman dan telah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dibawah pengawasan langsung dari EKONID, yaitu perwakilan Kamar Dagang dan Industri Jerman di Indonesia. Peserta yang lulus mendapat sertifikat yang diakui oleh seluruh negara yang menerapkan pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi sistem ganda model Jerman.
Direktur EDUKadin Agustina Devi mengatakan selama lima hari peserta pelatihan diberikan metodologi pengajaran bagi pelatih tempat kerja karena mereka akan bertugas untuk melatih dan mendidik para pemagang di perusahaan masing – masing.
“Jadi proses pemagangannya harus terstruktur, teratur, terukur, dan terencana. Mereka kami latih untuk membuat rencana pelatihan vokasi berdasarkan kurikulum berbasis industri, serta kami ajarkan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran perusahaan,” ujarnya.
Keunggulan sistem pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi model Jerman ini adalah para mahasiswa dipersiapkan untuk menjalani sebagian besar masa studinya di perusahaan dan hanya 30% yang ditempuh di politeknik. Dengan demikian peran pelatih tempat kerja di perusahaan menjadi sangat penting karena mereka berkewajiban menuntaskan capaian pembelajaran dan menjadikan para mahasiswa yang magang di perusahaannya memiliki kompetensi yang relevan dengan sektor industri, dan pada akhirnya dapat langsung diserap oleh perusahaan tempat mereka magang.
Kepala Sub Bagian Administrasi Akademik dan Kerjasama Politeknik Pariwisata Bali I Putu Tonsen menyambut baik kerjasama ini dan menyatakan dengan penerapan pendidikan vokasi sistem ganda ini diharapkan para peserta tidak hanya bisa mempelajari tapi juga bekerja dan lebih bagus lagi dapat mendapatkan uang saku dari hotel tempat mereka magang.
Kerjasama ini juga bermanfaat bagi Poltekpar Bali karena sesuai dengan visi bahwa tidak hanya meluluskan tapi diharapkan mahasiswa itu segera mendapatkan pekerjaan. Menurutnya lagi, akan bagus sekali kalau kami meluluskan namun tidak berhenti sampai disitu tapi mahasiswa langsung terserap di sektor industry pariwisata.
Salah satu peserta pelatihan Ayu Suciari mewakili Amman Group menyampaikan dirinya sangat tertarik mengikuti pelatihan ini karena materinya menarik, tenaga pelatih yang profesional dan teredukasi serta output yang didapatkan akan berguna untuk ke depannya. “Selama pelatihan lebih banyak berbagi hal – hal baru karena di Indonesia belum banyak diterapkan,” ujarnya.
Selain itu, para Pelatih Utama dan Pelatih Utama Senior yang menjadi instruktur dalam pelatihan ini juga mengajar dengan lugas sehingga dalam menyampaikan materi lebih mudah diterima peserta. “Kita perlu mempelajari lebih dalam karena kita belum sepenuhnya dapat menggunakan metode ini di Indonesia mengingat metode ini berasal dari Jerman – selain itu kami juga mengajak rekan – rekan lainnya yang juga bekerja di industry perhotelan maupun usaha wisata untuk bisa ikut dalam pelatihan ini bila ada kesempatan karena sangat berguna agar sumber daya manusia Indonesia di bidang pariwisata menjadi lebih kompetitif dan tidak kalah dari negara – negara lain,” tegasnya. (Adv/Balipost)