PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna), melalui program Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) bekerja sama dengan Business & Export Development Organization (BEDO), mitra tanggung jawab sosial perusahaan, meluncurkan Program Pengembangan Pasar untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sejumlah provinsi sejak akhir Mei 2023. (BP/Istimewa)

JAKARTA, BALIPOST.com – PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna), melalui program Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) bekerja sama dengan Business & Export Development Organization (BEDO), mitra tanggung jawab sosial perusahaan, meluncurkan Program Pengembangan Pasar untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sejumlah provinsi sejak akhir Mei 2023. Yakni Provinsi Aceh, Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Riau, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Lampung, Provinsi Banten, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Kalimantan Tengah serta Provinsi Sulawesi Tenggara.

SETC merupakan salah satu program keberlanjutan Sampoerna di bawah payung program Sampoerna Untuk Indonesia yang berupa pusat pelatihan kewirausahaan terpadu di Pasuruan, Jawa Timur. Pada awal program, SETC dan BEDO melakukan pemetaan dan pengelompokan para pelaku UMKM binaan yang membutuhkan pendampingan serta dukungan konektivitas potensi pasar yang sesuai dengan skala usaha masing-masing.

Baca juga:  Pelaku Fetish, Mahasiswa Unair Dikeluarkan

Berdasarkan pemetaan dan pengelompokan ini, terpilih 45 UMKM yang akan mengikuti Program Pengembangan Pasar. Selanjutnya, ke-45 UMKM tersebut telah mengikuti uji kompetensi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan pelatihan untuk pelatih atau training of trainers pada tanggal 29-31 Mei 2023.

Melalui tahap ini, para pelaku UMKM diharapkan dapat meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia pada bidang tertentu serta meningkatkan daya saing dan produktivitas tenaga kerja di Indonesia. “Kami berharap para pelaku UMKM binaan dapat memetik manfaat dari rangkaian pelatihan ini. Melalui payung program keberlanjutan Sampoerna Untuk Indonesia, Sampoerna mendukung upaya pemerintah mengakselerasi pertumbuhan ekonomi melalui komitmen berkelanjutan terhadap pemberdayaan dan pembangunan kapabilitas UMKM di Indonesia,” ujar Kepala Urusan Eksternal Sampoerna, Ishak Danuningrat dikutip dari rilisnya.

Sejak 2007, program Sampoerna Entrepreneurship Training Center atau SETC senantiasa memberikan pembinaan dan pengembangan kapasitas yang komprehensif untuk beragam UMKM. Kegiatan SETC meliputi pelatihan hard skill maupun soft skill untuk kewirausahaan di bidang budi daya pertanian, peternakan dan keterampilan lainnya, riset terapan, pendampingan dan jejaring pasar, konsultasi usaha, serta pengembangan jejaring UMKM di seluruh Indonesia.

Baca juga:  Disebut Berpeluang Gantikan Wahyu Setiawan, Begini Tanggapan Raka Sandi

Salah satu pelaku UMKM binaan Sampoerna, Ruth Krisnaningrum, pemilik usaha “Pia Manna” di Pasuruan, mengaku antusias mengikuti program ini. Selama mengikuti program berdurasi tiga hari ini, Ruth mengatakan telah menerima wawasan kewirausahaan yang baru dan berguna bagi pengembangan usahanya.

“Saya ucapkan terima kasih kepada SETC dan BEDO yang telah memberikan saya kesempatan sehingga saya bisa meningkatkan ilmu yang saya dapatkan,” ujar Ruth yang telah bergabung dengan SETC sejak 2016.

Hal serupa disampaikan oleh Ellida Pande, pemilik usaha “Padma Herbal” di Bali. Ia mengatakan bahwa sejak bergabung dengan SETC pada 2018, dia telah memeroleh berbagai ilmu kewirausahaan, termasuk pemasaran daring.

Baca juga:  PSU di Kuala Lumpur Gunakan 2 Metode

”Semoga dengan sertifikasi dari BNSP, keahlian saya dapat diakui dan saya bisa menyalurkan semua ilmu yang saya dapat dari program sebelumnya untuk UMKM dampingan SUI (Sampoerna Untuk Indonesia) SETC. Terima kasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan kepada SETC dan BEDO yang telah memberikan saya kesempatan yang luar biasa ini,” ujar Ellida.

Hal serupa disampaikan Qoriatul Hayati, pemilik usaha ”Lampung Ethnica” yang memproduksi kain tenun tapis dan produk turunannya. Qoriatul mengatakan, materi yang diberikan telah memberikan inspirasi untuk mengembangkan bisnisnya hingga ke mancanegara. Salah satu materi yang berkesan adalah terkait pelatihan ekspor produk. “Saya mengaplikasikan materi-materi yang diberikan pada usaha saya sehingga berdampak pada penjualan produk saya yang meningkat dan sudah memasuki pasar di Asia,” ujar Qoriatul yang telah bergabung menjadi binaan SETC sejak 2019. (kmb/balipost)

BAGIKAN