Wayan Koster. (BP/Dokumen)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Gubernur Bali, Wayan Koster bersama Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf RI, Vinsensius Jemadu, dan Ketua Bali and Beyond Travel Fair (BBTF), Putu Winastra, secara resmi membuka BBTF 2023 di Westin Nusa Dua, Badung, Jumat (16/6). Pada kasempatan itu, Gubernur Koster menyampaikan bahwa Bali baru pulih dari pandemi Covid-19 yang berlangsung selama dua tahun lebih hingga membuat pariwisata Bali terpuruk.

Berkat kerja ekstra keras yang dilakukan semua pihak, dampak pandemi Covid-19 bisa dikelola dengan baik. Bahkan, Bali merupakan Provinsi di Indonesia terbaik yang menangani pandemi Covid-19, setelah vaksinasi Covid-19 di Bali menjadi paling tercepat dengan mencapai angka tertinggi. Yaitu, vaksinasi pertama mencapai 108 persen, vaksinasi kedua 98 persen, dan vaksinasi ketiga booster lebih dari 80 persen.

Gubernur Koster mengungkapkan bahwa kerja ekstra keras ini telah membawakan hasil. Masyarakat dunia kembali memberikan kepercayaan kepada Bali sebagai Pulau Dewata yang aman dan nyaman untuk dikunjungi.

Itulah sebabnya mulai 7 Maret 2022, Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini memberlakukan wisatawan mancanegara masuk Bali tanpa karantina. Sehingga pariwisata Bali secara perlahan mulai pulih.

Pada Januari 2022, wisatawan mancanegara yang ke Bali jumlahnya hanya 500 orang, dan Pebruari naik ke angka 700 orang. “Begitu saya memberlakukan kebijakan tanpa karantina tercatat pada bulan April sampai akhir tahun 2022 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali sudah mencapai lebih dari 2 juta orang,” ujarnya.

Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Buleleng ini mengatakan Pariwisata Bali memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian Bali. Dimana, lebih dari 54 persen perekonomian Bali bergantung dari pariwisata.

Baca juga:  Dominasi Transmisi Lokal Masih Warnai Kasus Positif COVID-19 Baru di Bali

Oleh karena itu, pemulihan pariwisata berdampak langsung terhadap pemulihan ekonomi Bali. Pada tahun 2020 ketika pariwisata Bali mengalami keterpurukan, perekonomian Bali juga ikut terpuruk di angka minus 9,31 persen atau paling rendah dalam sejarah di Bali dan paling rendah di Indonesia. Hal ini disebabkan karena baru pertama kali dunia mengalami pandemi Covid-19.

Kendati demikian, sejalan dengan membaiknya pandemi Covid-19, di tahun 2021 ekonomi Bali mulai membaik menjadi minus 2,47 persen. Selanjutnya tahun 2022 perekonomian Bali berada diangka positif 4,84 persen (Year on Year) pada bulan Desember 2022.

Kemudian pada 2023 triwulan I, perekonomian Bali sudah mengalami lompatan dengan tumbuh 6,04 persen atau sudah tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional.

Atas pertumbuhan ekonomi Bali yang sudah tinggi ini, maka sudah waktunya melakukan suatu gerakan percepatan pemulihan pariwisata. Gubernur Koster pun mendorong pembangunan pariwisata di Bali agar diselenggarakan sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2020 tentang Standar Penyelenggaraan Kepariwisataan Budaya Bali dan Peraturan Gubernur Provinsi Bali Nomor 28 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Pariwisata Bali. Hal ini oenting dilakukan agar pariwisata Bali berkualitas dan bermartabat dengan betul – betul menjaga budaya Bali melalui tata kelola yang baik. Sehingga hal ini semua harus menjadi komitmen bersama.

Itulah sebabnya, ia terus mengajak pemangku kepentingan pariwisata agar bergerak serentak secara bersama – sama mewujudkan pariwisata yang berbasis budaya, berkualitas, dan bermartabat. “Kita harus bersama – sama menjaga alam, manusia, dan kebudayaan Bali agar tetap lestari serta tetap menjadi daya tarik utama wisatawan dunia,” ujar Gubernur Koster.

Baca juga:  Warga Antosari Pasang Spanduk, Minta Kejelasan Lahan Terkena Proyek Tol Gilimanuk-Mengwi

Untuk menjaga kualitas pariwisata Bali, pihaknya tengah gencar memberlakukan pengetatan terhadap perilaku wisatawan yang tidak baik di Provinsi Bali. “Ingat Bali jangan dirusak oleh perilaku – perilaku yang tidak sopan, karena Bali harus dibangkitkan dengan budaya yang kuat, kearifan lokalnya yang terjaga melalui ekosistem kehidupan yang baik,” tegas pemimpin nomor satu di Pemerintah Provinsi Bali ini yang disambut tepuk tangan.

Selian itu, pembangunan infrastruktur juga tengah gencar diberlakukan untuk pariwisata. Pembangunan infrastruktur ini penting, karena Bali sangat ketertinggalan di bidang infrastruktur dibandingkan dengan Singapura, Thailand dan Malaysia. “Infrastruktur yang gencar Saya bangun bertujuan agar Bali berdaya saing hingga mampu memenangkan persaingan global, khususnya di sektor pariwisata,” kata mantan Anggota DPR RI 3 Periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini.

Gubernur koster pun mendukung acara BBTF ini . Diharapkan seluruh pemangku kepentingan di pariwisata memahami bahwa hulu dari pariwisata Bali ini adalah budaya. Untuk itu, mari jaga alam dan budaya Bali ini dengan baik. “Tanpa alam dan budaya Bali, pariwisata Bali tidak akan bisa eksis berkelanjutan sepanjang jaman yang menjadi sumber perekonomian masyarakat Bali,” tandasnya.

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf RI, Vinsensius Jemadu menyampaikan bahwa Bali memiliki pariwisata budaya yang sangat diunggulkan. Hal tersebut menjadikan Bali sangat diminati oleh seluruh wisatawan di dunia. Untuk itu, pihaknya sangat konsisten untuk menjaga kualitas pariwisata Bali, sehingga dapat bertumbuh menjadi pariwisata yang berkelanjutan. “Untuk itu, Saya berharap acara ini dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan pariwisata Bali dan seluruh daerah di Indonesia,” ujar Vinsensius Jemadu.

Baca juga:  Sidak, Satpol PP Provinsi Periksa Izin Tambak

Ketua BBTF, Putu Winastra menyampaikan terimakasih atas kesediaan Gubernur Koster membuka acara BBTF ke-9. BBTF tahun 2023 ini diawali dengan acara temu wicara dengan mengangkat topik “Quality and Sustainable Tourism”, serta wellness dan medical tourism. Sesuai arahan Peraturan Gubernur Provinsi Bali Nomor 28 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Pariwisata Bali, maka di ajang ini pihaknya ingin mengajak seluruh pemangku kepentingan Pariwisata Bali melakukan penyelenggaraan pariwisata yang sebaik mungkin untuk memastikan kualitas dan keberlanjutan Pariwisata Bali yang dicintai dan dijaga bersama.

Dikatakan, bahwa BBTF 2023 mendatangkan 350 buyers dari 51 negara, dan 230 sellers dari 5 negara. Selain Indonesia, ada China, Malaysia, Amerika Serikat dan Italia yang hadir. “Jadi jelas posisi Bali tetap menjadi market place yang besar daya tariknya. Selain itu ada juga 11 exhibitors Destinasi Indonesia dari Bali, Yogyakarta, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Kepulauan Bangka Belitung, kepulauan Riau, Jawa Barat, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat hingga di ajang ini juga telah bergabung untuk pertama kalinya industry baru dari BUMN, dimana Bali International Hospital yang segera akan dibuka di Kawasan Ekonomi Khusus, Sanur,” jelas Putu Winastra.

Ia menyampaikan keberhasilan BBTF 2023 akan mempromosikan pariwisata yang berkualitas tinggi dan berkelanjutan di Bali. (kmb/Balipost)

BAGIKAN