LABOAN BAJO, BALIPOST.com – Wakil Gubernur (Wagub) Bali, Tjok Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) menjelaskan bahwa pariwisata sebagai lokomotif perekonomian hingga saat ini masih bersifat ambigu. Karena ketika pariwisata terpuruk, maka lokomotif tersebut dapat menjadi dua kondisi yang bertolak belakang.
Gerbong lokomotif tersebut akan bisa menjadi pendorong yang baik dan juga dapat mengalami terjun bebas apabila tidak ditopang oleh sektor ekonomi lainnya, seperti sektor pertanian dan UMKM. Oleh sebab itu, pariwisata sebaiknya diibaratkan sebagai kereta kuda.
Ketika kuda yang menarik kereta mengalami kelumpuhan, maka ada kuda lain yang siap membantu dan menjadi kendali kereta selanjutnya. Hal ini dapat disamakan dengan kondisi dua tahun lalu, ketika pariwisata lumpuh akibat COVID-19.
Harus ada sektor perekonomian lain yang siap menopang ekonomi daerah dan masyarakat. Sehingga masyarakat tidak akan kelabakan dalam menghadapi keterpurukan tersebut. Sehingga Bali dapat menjadi contoh untuk perkembangan pariwisata di Laboan Bajo dengan sistem perekonomian lainnya.
Hal ini disampaikan Wagub Cok Ace saat diundang sebagai pembicara dan memberikan kuliah umum dihadapan mahasiswa Politeknik Elbajo Commodus, di Laboan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Senin (19/6).
Dijelaskannya, bahwa bersama Gubernur Bali, Wayan Koster mulai memimpin Bali dengan bertahap mewujudkan visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”. Dimana yang paling utama adalah melakukan penyeimbangan antara skala dan niskala. Nangluk merana merupakan upacara yang pertama kali dilakukan yakni untuk memohon pengampunan terhadap penguasa laut atas kesalahan dan kekeliruan yang sengaja ataupun tanpa sengaja mengotori lingkungan terutama laut.
Lebih lanjut, Wagub Cok Ace mengatakan bahwa keberhasilan sebuah pembangunan juga diukur dari indikator lain yakni indeks tingkat pendidikan generasi di Bali, yang hingga saat ini juga sedang diperbaiki. “Tidak semua bisa instans, semua harus berproses karena sesuatu yang berkualitas akan lahir dari sebuah proses yang keras dan konsisten, sama halnya dengan perekonomian Bali yang sebelumnya hanya di topang oleh sektor pariwisata saja, namun saat ini sudah mulai dikembangkan dua kaki lainnya yakni sektor pertanian dan sektor UMKM. Sehingga antara pariwisata, pertanian dan UMKM akan menjadi kekuatan segitiga sama sisi yang nantinya akan saling mendukung dan menopang antara satu dengan yang lainnya”, ungkap Wagub Cok Ace.
Ditambahkannya, Laboan Bajo untuk bisa bertahan dan berkembang wajib untuk turut menjaga manusia, budaya dan alamnya. “Alam Laboan Bajo sebagai destinasi pariwisata agar tidak dijamah secara liar oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Karena alam adalah tempat tinggal terpenting yang wajib dijaga semua pihak agar tidak hancur oleh tangan tangan yang jauh dari tanggungjawab. Selain itu menggali budaya yang dimiliki Laboan Bajo dan layak untuk dikembangkan serta dilestarikan ke depannya adalah hal terpenting menjadi kunci sebuah pembangunan dan kemajuan daerah. Karena budaya akan menjadi pilihan yang memiliki nilai jual untuk dikunjungi oleh wisatawan”, tegas Wagub Cok Ace.
Pada kesempatan ini juga dipesankan kepada seluruh mahasiswa dan mahasiswi akan pentingnya untuk berani mencoba dan mengambil resiko, karena pekerjaan yang paling beresiko adalah pekerjaan yang tidak berani mengambil resiko. Kita memiliki kepandaian akan diukur dari nilai akademis, dan pengalaman yang kita miliki akan menjadi parameter dalam mengambil keputusan.
Sementara Direktur Utama Politeknik Elbajo Commodus, Prof. Dasi Astawa menambahkan untuk menjadi sukses dan berhasil maka kita harus menyiapkan diri dengan kemampuan dan keahlian sehingga dapat membenahi perekonomian keluarga, diri sendiri dan daerahnya nanti.
Pada kesempatan ini, Wagub Cok Ace menyerahkan 2 buah buku karangannya, yakni “Cok Ace Harmoni Budaya dan Kuasa” serta “Padma Bhuwana Bali”. Selain juga menyerahkan cendera mata berupa miniatur patung Garuda Wisnu Kencana. (Kmb/Balipost)