AMLAPURA, BALIPOST.com – Setiap manusia takkan pernah tahu sakit apa yang akan dideritanya. Seperti yang dialami oleh Ni Nyoman Suki.
Wanita yang berasal dari Lingkungan Tengah, Kelurahan Subagan, Karangasem itu sejak beberapa tahun terakhir divonis menderita kanker rahim. Akibat sakit yang dideritanya itu, Suki hanya bisa terbaring di tempat tidur dan disuapi suaminya saat ingin makan.
Ketika ditemui di kediamannya, suaminya I Ketut Merta (62) terlihat sedang menyuapi istrinya. Saat melihat ada tamu yang datang, dia langsung bergegas ke luar dan menyambut dengan hangat.
Di dalam pekarangan itu, tinggal bersama tiga orang kepala keluarga (KK). Dia tergolong keluarga kurang mampu. Mereka tinggal berdua saja karena kedua anaknya sudah menikah dan hidup sendiri-sendiri.
Merta menuturkan, sebelum divonis menderita kanker rahim, awalnya istrinya sempat mengeluarkan darah seperti umumnya perempuan ketika datang bulan. Namun saat itu, darah yang keluar cukup banyak sehingga pihaknya langsung membawa ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan oleh tim medis.
Dari hasil pemeriksaan awal, istrinya dibilang ada di fase seorang perempuan yang mengakhiri masa datang bulan. Akan tetapi, betapa shocknya saat dilakukan pemeriksaaan lanjutan, istrinya divonis menderita kanker rahim.
“Sejak divonis menderita kanker rahim itu, saya sudah membawa istri saya berobat ke sana kemari baik secara medis maupun non medis. Bahkan, untuk menjalani pengobatan itu seluruh tabungan saya habis untuk berobat, akan tetapi sampai saat ini sakit istri saya tak kunjung sembuh,” ucapnya.
Ia mengatakan, saat awal-awal divonis menderita kanker rahim, istrinya masih bisa beraktivitas seperti biasa. Tapi setelah itu, mulai susah untuk berjalan dan berdiri. Setelah itu kondisinya kian memburuk, karena hanya bisa duduk saja di ranjang.
Pada akhirnya kondisi semakin parah karena hanya bisa terbaring di ranjang dan perutnya terus membengkak. “Saya harus lebih ekstra dalam pengawasan, karena sewaktu-waktu pasti minta makan, minum dan yang lainnya. Dan makan juga tidak bisa sembarangan karena pasti langsung dimuntahkan, paling hanya bisa makan pisang saja untuk saat ini, karena jika dikasi makan nasi pasti langsung keluar,” tuturnya sambil meneteskan air mata.
Ia mengaku bingung hendak berbuat apa. Untuk berobat ke dokter, sudah tidak punya uang lagi. “Hanya bisa untuk makan. Karena penghasilan tidak menentu. Kadang dalam sehari saya dapat Rp 30-50 ribu saja. Kalau jadi buruh bangunan biasanya kan sebulan baru terima honor, tapi saya baru seminggu pasti sudah minta upah agar bisa makan, paling dalam seminggu saya dapat Rp 200-250 ribu saja karena tidak tiap hari kerja,” imbuhnya.
Ia berharap ada uluran tangan dari para donatur agar istrinya bisa kembali berobat.
Sementara itu, Lurah Subagan I Ketut Oka Putra, mengatakan, pihaknya baru mengetahui jika ada warganya yang menderita sakit kanker dan kondisi ekonominya juga kurang mampu. Ia berjanji akan segera melakukan komunikasi dengan dinas terkait agar keluarga dari Nyoman Suki segera dapat bantuan dari pemerintah. “Semoga secepatnya dapat bantuan karena kondisinya benar-benar sangat memperhatikan,” harap Oka Putra. (Eka Parananda/balipost)