Bupati Jembrana I Nengah Tamba (BP/Ist)

NEGARA, BALIPOST.com – Bupati Jembrana, I Nengah Tamba sangat sepakat pentingnya pelestarian subak
di Bali sebagai sumber kehidupan masyarakat. Upaya mempertahankan Subak dan pertanian secara umum menjadi fokus pemerintah daerah Kabupaten Jembrana di bawah kepemimpinannya.

Bupati asal Kaliakah ini menilai sangat perlu adanya perhatian pada subak. Namun, diakuinya, setahun ini Jembrana sempat mengalami permasalahan dampak banjir bandang. Sehingga banyak saluran air yang rusak dan beberapa subak tidak bisa berfungsi maksimal. “Kita sempat kena masalah bencana banjir bandang tahun lalu. Sehingga banyak fungsi subak yang terkena banjir bandang itu, di satu sisi (untuk recovery) Jembrana minim anggaran. Tetap kita lakukan perbaikan pelan-pelan,” ujar Bupati Tamba, Rabu (21/6).

Termasuk menindaklanjuti keluhan warga terkait irigasi dan ketersediaan sumber air. Karena minim anggaran itu, Bupati juga telah memohon kepada Balai untuk mengembalikan fungsi dua bendungan di Jembrana.

Bendungan Benel di Manistutu dan Bendungan Palasari di Ekasari kondisinya penuh dengan endapan. Sehingga dalam waktu dekat akan dilakukan normalisasi fungsi bendungan. “Kita memohon dua bendungan di Jembrana yakni di Palasari dan Benel untuk diperbaiki. Agar tabungan air untuk pertanian maksimal,” tambahnya.

Baca juga:  Seluruh Camat Dirombak Dalam Mutasi

Begitu juga dengan saluran irigasi yang mengalami kerusakan dan tidak maksimal, perlu perhatian khusus. Tamba sangat sepakat pentingnya pelestarian subak
di Bali sebagai sumber kehidupan masyarakat. Agar pertanian khususnya sawah tetap terus berjalan seperti sebelumnya. Termasuk juga perlindungan terhadap lahan pertanian berkelanjutan yang juga telah dipayungi
Perda.

Terkait dengan perlindungan lahan pertanian berkelanjutan ini juga diharapkan benar-benar dilakukan. Ketua Perpadi (Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras), I Putu Sentana sangat setuju pentingnya pelaksanaan riil perlindungan lahan pertanian berkelanjutan itu. “Sangat perlu itu, alih fungsi lahan harus dihentikan. Dari dulu ini kami suarakan. Kalau sawah dijual tetap difungsikan sawah,” terangnya.

Dari kepentingannya, memang untuk gabah, menurutnya sudah jauh berkurang produksinya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan terus berkurang, salah satu penyebabnya adalah berkurangnya sawah.

Di samping itu juga kepedulian petani juga diperlukan dalam hal penjualan pascapanen. Selama ini, menurutnya petani sudah dibiasakan menjual hasil panen kepada penebas dan tidak mengolah sendiri. “Berbeda seperti dulu, masih banyak sekaa-sekaa manyi dan hasilnya ke lokal juga. Kalau penebas belum tentu, bahkan bisa keluar Bali,” tambah Sentana.

Baca juga:  Soal Pelestarian Subak, Buleleng Siapkan Dana Hibah Karangasem Berupa BKK

Di satu sisi, untuk memenuhi kebutuhan bahan baku beras (gabah), karena kekurangan sampai mendatangkan dari luar Bali.

Gianyar “Updating” LBS

Bupati Gianyar, I Made Mahayastra, Rabu (21/6) mengatakan, Pemerintah Kabupaten Gianyar sudah memiliki Perda LP2B No. 1 Tahun 2020 untuk menjaga dan mempertahankan lahan pertanian berkelanjutan. Pemerintah Kabupaten Gianyar juga mendapatkan
kegiatan RPLP2B yang sumber anggarannya dari APBN melalui Kementrian Pertanian, dimana tujuan kegiatan tersebut melakukan updating Lahan Baku Sawah (LBS) 2019 yang dilengkapi dengan atribut pertanian, melaku-
kan penyusunan peta usulan Lahan Pertanian Berkelanjutan, dan memberikan rekomendasi
peta LP2B untuk ditetapkan Peraturan Bupati atau diintegrasikan penetapannya dalam perda RTRW Kabupaten.

Antisipasi terhadap penyusutan air, Pemkab Gianyar melakukan efisiensi pemakaian air untuk komoditas pertanian khususnya padi sawah dengan pola pergiliran tanaman atau pola pergiliran pemanfaatan air. Pelestarian/penanaman vegetasi tanaman di hulu sebagai penyangga sumber air.

Baca juga:  Buah Naga Organik Tembus Rp 26.000 per Kilogram

Bupati Mahayastra memaparkan pemerintah memberikan bantuan bak penampungan air/cubang untuk mengantisipasi rusaknya saluran irigasi. Tahun 2022 Kabupaten Gianyar memanfaatkan bantuan kegiatan jaringan irigasi tersier (RJIT) dan perpipaan dari Direktorat Prasarana dan Sarana Pertanian.

Terkait permasalahan SDM di bidang pertanian, Pemkab Gianyar melaksanakan penerapan teknologi tepat guna dari hulu sampai dengan hilir (mekanisasi pertanian)
tidak lagi secara tradisional. Ini menggairahkan petani-petani muda (milenial) untuk bisa terjun ke sektor pertanian dalam arti luas. Untuk penerapan teknologi terbatas di bidang pertanian, Kabupaten Gianyar mem-
berikan dukungan sarana pertanian terutama alat dan mesin pertanian (alsintan) berupa hand sprayer, traktor roda dua dan cultivator.

Bupati Mahayastra menuturkan untuk melestarikan subak, pemerintah melakukan penguatan kelembagaan subak, bantuan pendanaan, dan peningkatan kualitas SDM. Kebijakan anggaran pertanian tetap mendapatkan prioritas sesuai dengan kemampuan keuangan daerah, yang tersebar di beberapa OPD teknis melalui beberapa
kegiatan yang mendukung pengembangan
pertanian. (kmb/balipost)

BAGIKAN