SINGARAJA, BALIPOST.com – Keberadaan Subak di Bali saat ini memang sudah diakui dunia dan merupakan warisan satu–satunya di Pulau Dewata. Bahkan beberapa waktu lalu, di sela–sela pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) tahun 2023, Presiden kelima RI,
Megawati Soekarnoputri menaruh harapan besar kepada penerus pemimpin Bali untuk menjaga kelestarian subak. Harapan Ketua Umum PDI Perjuangan itu pun mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Buleleng dan Kabupaten
Karangasem.
Penjabat Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana, mengungkapkan keberadaan subak saat ini memiliki karakteristik Sosio Agraris – Religius. Dimana di dalamnya terdapat berbagai unsur meliputi Parahyangan, Palemahan dan Pawongan. Ketiga unsur ini dirasa sangat sesuai dengan visi dan misi Gubernur Bali saat ini. Bahkan dalam Visi Misi Nangun Sad Kerthi Loka Bali, sangat jelas disebutkan, bagaimana perhatian
pemerintah dan masyarakat akan alam saat ini, termasuk keberadaan subak.
“Subak menjadi bagian dari itu, oleh karena itu subak tidak hanya dilestarikan tetapi subak harus dikuatkan menyesuaikan dengan tuntutan kekinian sekarang. Subak tidak hanya sebatas pengaturan air semata tetapi wadah kebersamaan,” kata Lihadnyana.
Lihadnyana, mengungkapkan Buleleng yang memiliki kawasan pertanian terluas terus mengupayakan agar keberadaan subak di Bali Utara tetap eksis. Salah
satunya Pemerintah Kabupaten Buleleng sudah mempunyai Perda no. 4 tahun 2021 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan termasuk di dalamnya mengatur keberadaan subak
ini. “Tranformation Bali Organic Farming harus benar-benar diwujudkan melalui subak ini. Kita dukung juga dari sektor anggaran. Bahkan ada beberapa subak
saat ini mengajukan hibah ke Pemerintah Daerah, kita pasti fasilitasi,” terangnya.
Senada dengan Penjabat Bupati Buleleng, Ketua DPRD Kabupaten Buleleng Gede Supriatna juga mempunyai komitmen yang sama. Bagaimana subak ke depan tidak hanya diperhatikan dari sisi organisasinya, melainkan apa yang sudah dilakukan dan diperbuat oleh subak selama ini juga harus mendapatkan perhatian yang sama.
“Subak ini sebagai kebanggaan kita. Ini tentu kita harus menaruh perhatian yang serius kepada organisasi subak maupun apa yang dikelola oleh subak itu sendiri.
Butuh komitmen bersama untuk menjaga kelestarian subak ini,” terang Supriatna.
Di sisi lain, banyaknya alih fungsi lahan yang terjadi menjadi tantangan besar untuk kelestarian subak di Bali. Hanya saja saat ini pemerintah sudah membentengi diri dengan berbagai peraturan agar
Keberadaan subak tidak berkurang.
Karangasem Bantu Saluran Irigasi
Bupati Karangasem, I Gede Dana juga sependapat dengan Megawati bahwa kelestarian subak di Bali meski terus dijaga karena itu menjadi salah satu akar untuk pelestarian budaya Bali. Khusus di Kabupaten Karangasem, pemerintah dalam pelestarian atau menjaga keberlangsungan subak tersebut ke depannya dengan melakukan proses perbaikan saluran irigasi serta memberikan bantuan dana kepada para subak.
Ia mengungkapkan, menjaga atau melestarikan subak memang sangat penting dilakukan demi keberlangsungan sektor pertanian di Bumi Lahar. Pasalnya, subak merupakan sistem tradisional irigasi yang sudah ada sejak dahulu. “Keberadaan subak-subak ini menjadi peranan yang sangat penting di dalam
menjaga kesuburan tanah atau lahan pertanian untuk keseimbangan ekosistem yang ada. Sebab, air subak ini dapat mengatur aliran air yang optimal ke lahan pertanian, sehingga mampu menciptakan pertumbuhan tanaman yang optimal,” ucapnya.
Gede Dana mengatakan, untuk mendukung keberlangsungan subak-subak ini agar tetap terjaga dan lestari. Pihaknya secara intens memberikan setiap tahunnya kepada masing-masing subak di Karangasem. “Untuk nominalnya rutin per subak tiap tahun sebasar Rp10 juta. Dana ini merupakan bantuan BKK,” ucapnya.
Selain bantuan uang tersebut, kata Gede Dana, pemerintah juga telah melakukan pemeliharaan saluran irigasi untuk para subak yang ada. “Bantuan kepada
sistem pengaliran airnya juga ada dibantu dengan memperbaiki irigasinya. Kita harap dengan bantuan yang diajukan, kelestarian subak-subak yang ada di
Karangasem terus terjaga ke depannya,” harap Gede Dana. (kmb/balipost)