Bendesa Adat Kota Tabanan, Gusti Ngurah Siwa Genta. (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Desa Adat Kota Tabanan berencana meningkatkan pengawasan dan ketertiban di lingkungan mereka setelah kejadian kontroversial beberapa waktu lalu. Sebuah video yang menampilkan sekelompok pelajar duduk santai di atas panggung terbuka Garuda Wisnu Serasi viral di media sosial, menimbulkan keprihatinan dan kritik dari masyarakat

Bendesa Adat Kota Tabanan, Gusti Ngurah Siwa Genta, menyatakan komitmennya untuk memperketat pengawasan di wilayah desa adat setelah muncul kasus tersebut. Gusti Ngurah Siwa Genta menjelaskan bahwa desa adat juga ikut memiliki tanggung jawab untuk menjaga adat dan budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun.

“Kami sangat prihatin dengan kasus ini dan akan mengambil langkah-langkah tegas untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa depan,” tegas Gusti Ngurah Siwa Genta.

Baca juga:  Bersinergi Mewujudkan Bali Era Baru

Ia juga menyampaikan bahwa desa adat akan meningkatkan pengawasan dan melakukan kerjasama dengan pihak keamanan setempat untuk memastikan keamanan dan ketertiban di dalam wilayah desa adat terjaga dengan baik. Tentunya kegiatan pengawasan ini turut menggandeng pihak keamanan dari Pemkab yakni Satpol PP, termasuk dari unsur Kepolisian dan TNI.

“Kami akan memperketat pengawasan di sekitar tempat-tempat wisata, kawasan publik termasuk panggung Garuda Wisnu Serasi, agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali. Kami juga akan memberikan penekanan kepada para pemuda dan generasi muda untuk menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan menghormati lingkungan sekitar,” tambahnya.

Ia juga mengajak masyarakat dan komunitas pendidikan untuk berperan aktif dalam mempromosikan kesadaran akan pentingnya menjaga budaya dan etika di wilayah desa adat Tabanan. Dikatakan, pendidikan dan sosialisasi akan menjadi bagian integral dari upaya mereka dalam memperkuat kesadaran budaya di kalangan generasi muda.

Baca juga:  Visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” Mesti Kembali Dilanjutkan Wayan Koster

“Kami berharap kasus ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak. Kita perlu menjaga kehormatan dan integritas budaya kita. Melalui pendidikan dan kesadaran yang ditingkatkan, kami yakin kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik dan membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” ungkap Gusti Ngurah Siwa Genta.

Dengan komitmen dan langkah-langkah konkret yang diambil oleh desa adat, diharapkan insiden serupa tidak akan terulang di masa mendatang, dan wilayah desa adat Tabanan tetap menjadi tempat yang terjaga, aman, dan menyelaraskan diri dengan nilai-nilai budaya yang tinggi.

Baca juga:  Di Tabanan, Masih Ada Seribuan Anak 6-11 Tahun Belum Vaksinasi

Seperti diketahui, Desa Adat Kota Tabanan sebagai sentral kabupaten Tabanan sangat konsen akan pelestarian seni dan budaya Bali di wewidangan desa adat setempat. Apalagi desa adat dengan jumlah 24 banjar adat dan sekitar 4.800 KK ini memiliki banyak potensi yang masih bisa dikembangkan.

Desa Adat Kota Tabanan juga memiliki banyak potensi budaya yang rencananya akan digarap maksimal. Didukung di setiap banjar sudah ada banyak sekaa seni, begitupun keberadaan sanggar sangar tari.

Belum lagi potensi wisata kota, seperti Pasar Tabanan dan puri-puri sebenarnya banyak dikunjungi oleh wisatawan. Melihat potensi ini ke depan pihaknya mencoba akan mengembangkan wisata kota dengan mensinergikan potensi budaya di masing-masing banjar maupun puri, dalam gelaran festival budaya antar banjar. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN