Sanggar Seni Asti Pradnyaswari, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Duta Kabupaten Badung, tampil pada lomba Taman Penasar, di ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) XLV 2023. (BP/Ist)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Sanggar Seni Asti Pradnyaswari, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Duta Kabupaten Badung, tampil pada lomba Taman Penasar, di ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) XLV Tahun 2023. Sebanyak 22 seniman muda turut dilibatkan pada ajang ini, bertempat di Wantilan taman budaya Art Center Bali, Kamis (22/6) lalu.

Menurut pembina, I Nyoman Wija Wedastra, tema yang diangkat pada lomba Taman Penasar ini yakni, Sakatilinganing Ambek. Tema ini kata dia, memiliki makna, fokus dalam pemikiran untuk mendukung program pemerintah. Pihaknya berharap ke depan masyarakat, bisa turut mengajegkan tradisi agar bisa berkembang.

Sementara itu, penanggungjawab yang juga Ketua Sanggar Sanggar seni Asti Pradnyaswari, I Wayan Sudiksa, S.Sn, M.Sn., menyampaikan, kata Sakatilinganing Ambek yang terdiri dari kata Sakatilinganing yang artinya inti atau fokus, Ambek yang berarti pikiran atau tujuan. Berawal dari kata inti dan fokus, pihaknya ingin mengajak untuk selalu berfikir positif untuk ikut mendukung dan melestarikan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi, di dalam menjaga keseimbangan dan keharmonisan alam, secara sekala niskala.

Baca juga:  Dari Haruskan Sektor Non Esensial Tutup hingga Hendak Masuk Denpasar Diputar Balik

Diungkapkannya, dari tema yang diangkat, dikisahkan di sebuah desa pesisir pantai, yang penduduknya sebagian besar adalah nelayan atau bendega, bersiap-siap belajar magegitan dalam sebuah pesantian yang diiringi dengan belajar tabuh gamelan di balai (wantilan) untuk mengiringi pujawali atau upacara piodalan di Pura Bendega tempat pemujaan para nelayan.

Namun ditengah keseriusan latihan, sekaa santi yang dipimpin oleh Jero Kelian Santi, dikagetkan oleh celetukan salah satu anggota santi yang menumpahkan kekecewaannya, yang terhimpit ekonomi dan selalu gagal mengais rejeki di tengah lautan. Hal tersebut kemudian menjadi topik pembicaraan yang alot oleh sekaa pesantian untuk mengetahui masalah itu.

Baca juga:  Restoran dan Toko Furniture Terbakar di Kerobokan

Dalam memberikan pengertian tidak lupa juga menggunakan sentilan dari tutur-tutur kakawin, palawakia, sloka, sekar rare, kidung dan tembang-tembang geguritan yang dipilih dan disesuaikan dengan alur cerita. Sehingga akhirnya bisa mencapai titik terang yaitu mengajak untuk berusaha bersama menjaga kebersihan laut dan lingkungannya agar seisi laut bisa tumbuh dengan baik. “Niscaya laut pun pasti akan memberikan kesejahteraan pada umat manusia. Maka, mari kita muliakan pantai dengan dasar Segara Kerthi, Prabaneka Sandi (Samudra cipta peradaban) Sakatilinganing Ambek, tan Wiar tan Dadi Kapitut,” terangnya.

Baca juga:  Jalani Tes Kesehatan, Bapaslon Adi-Cipta Ngaku Sudah Cukup Istirahat

Pihaknya merasa bangga bisa mewakili kabupaten Badung pada lomba Taman Penasar ini. Untuk bisa tampil pada ajang PKB ini, persiapan telah dilakukan selama 3,5 bulan. Yang mana, untuk latihannya, dilakukan 3 kali dalam seminggu. “Sangat luar biasa karena kami sudah diberi kesempatan mewakili Badung. Karena tidak semua mendapat kesempatan seperti ini. Justru kita dalam hal ini mendapat kesempatan luar biasa untuk menumbuhkembangkan, melestarikan seni dan budaya yang sangat adiluhung ini,” katanya bangga. (Adv/Balipost)

 

BAGIKAN