Kepala BNN RI Komjen Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose sesi wawancara disela-sela peringatan HANI 2023 di GWK, Badung. (BP/ken)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Di akhir acara peringatan HANI 2023 di Garuda Wisnu kencana (GWK), Senin (26/6), Kepala BNN RI Komjen Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose menegaskan bahwa Indonesia bertekad untuk meminimalisasi peredaran narkotika di negara yang kita cintai ini. Khusus di Bali, Komjen Golose memperingati bandar-bandar narkotika yang masih beraksi.

“Untuk di Bali masih tinggi pengguna dan bandar narkotika. Sampaikan pesan saya ke bandar narkotika, hati-hati,” tegasnya.

Sebelumnya, Golose menyampaikan penyalahgunaan guna narkoba di Pulau Dewata masih tinggi, termasuk orang Bali yang disel terkait kasus barang terlarang tersebut. Dari tahun 2022-2023 tercatat 591 warga Bali mendekam di lapas. Baginya angka 591 orang Bali terlibat narkoba terlalu tinggi dan cenderung meningkat.

Baca juga:  Kartel Narkoba Internasional Disebut Punya Lab Rahasia di Indonesia

“Seperti yang diamanatkan Bapak Presiden, kami akan berantas bandar narkoba, tapi juga kan meningkatkan pelaksanaan rehabilitasi terutama usia dini,” ujarnya.

Peringatan HANI 2023, BNN ingin menyampaikan pesan ke dunia bagaimana seriusnya Bangsa Indonesia menghadapi permasalahan narkotika. Mantan Kapolda Bali ini mengucapkan terima kasih kepada seluruh elemen rakyat terutama pendukung puncak peringatan HANI 2023 disaksikan 34 provinsi dan ke seluruh dunia bahwa Indonesia bertekad untuk meminimalisasi peredaran narkotika di negara yang kita cintai ini.

Baca juga:  Animo Tinggi, Satgas akan Perbaiki Sistem Vaksinasi di Dua Lokasi Ini

“Tentunya diawali dengan soft power. Kita lebih mengutamakan soft power dari pada hard power approach. Kami akan lebih meningkatkan bagaimana bisa menyelamatkan dengan program-program yang menyentuh akar rumput permasalahan narkotika,” kata Golose.

Soal pemberantasan narkotika di Indonesia terbanyak adalah methamphetamine (sabu-sabu) kemudian ganja. Kata Golose, paling banya penggunanya adalah cannabis sativa (ganja) disusul sabu-sabu (SS). Tapi perlu diantisipasi heroin dan kokian sehingga perlu cooperation dan collaboration.

Baca juga:  Supriatna Nyoblos di TPS 04 Desa Tejakula

Tidak hanya di Indonesia, juga dengan negara-negara terutama di wilayah golden triangle golden dan golden cresent, termasuk Afrika dan South Amerika. “Itu terangkum dalam semua strategi yang dicanangkan Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia,” tutupnya. (Kerta Negara/balipost)

BAGIKAN