Ni Putu Ratnaningsih berada di stand pameran PKB, Rabu (28/6). (BP/sinta)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pameran perhiasan khas Bali merupakan salah satu agenda rutin yang digelar saat Pesta Kesenian Bali (PKB). Pada tahun ini pun, pameran perhiasan yang berlokasi di Gedung Ksirarnawa, Art Center, Denpasar itu berlangsung selama sebulan.

Salah satu peserta pameran, Ni Putu Ratnaningsih yang ditemui Rabu (28/6) mengatakan penjualan produk yang dipamerkannya kali ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Ratna yang mengaku sudah memulai usaha ini sejak tahun 1986 bersama dengan suaminya tersebut setiap tahun mengikuti pameran di PKB.

Baca juga:  WN Belgia Ungkap Ketertarikan Belajar Seni Kerawitan Bali

Di bawah bendera usaha Puspa Mega, ia mengatakan penjualan tahun ini mengalami peningkatan. “Astungkara penjualan tahun ini mengalami peningkatan pendapatan apalagi dari penjualan setelah pandemi,” ungkapnya.

Untuk model yang paling diminati pembeli, Ratnaningsih mengatakan model satu set perhiasan banyak dicari. “Model satu set dari Barok merupakan model yang sangat banyak peminatnya. (Ini) berisikan cincin, subeng (anting), dan gelang. Jadi Barok itu adalah Mutiara yang tidak beraturan,” jelas Ratnaningsih.

Baca juga:  Angkat Cerita Segara Karang, Sanggar Seni Kerti Yasa Sisipkan Pesan Menjaga Laut di PKB 2023

Wanita asal Sukawati ini mengatakan terdapat juga produk yang modelnya diperbarui dan berhasil mencuri perhatian peminat perhiasan. Bahkan, ia mengaku model yang sebenarnya sudah lama itu menjadi tren di 2023 ini. “Saya membuat model baru dari perhiasan model lama dan saya memperbarui lagi hingga menjadi model yang sangat cantik dan banyak mencuri perhatian pembeli,” katanya.

Terkait harga perhiasan, Ratnaningsih menjelaskan harga yang dipasang saat pameran PKB sama dengan harga yang di tempat usahanya. Kisaran harga mulai dari Rp300.000 hingga Rp16.000.000.

Baca juga:  PKB Ditutup Gubernur Koster, FSBJ Dibuka Menkes

Ratnaningsih mengatakan selama 2 minggu berjualan di PKB sudah meraup omzet sekitar Rp60-70 juta. Sedangkan tahun lalu, selama sebulan mengikuti pameran omzet yang diperoleh hingga ratusan juta rupiah. (Sinta/balipost)

BAGIKAN