Sanggar Seni Kerti Yasa, Banjar Temacun, Kelurahan Kuta, Kecamatan Kuta, tampil maksimal pada lomba baleganjur remaja, dalam rangka Pesta Kesenian Bali XLV, bertempat di panggung terbuka Ardha Candra, taman budaya art center Bali,Minggu (25/6). (BP/Ist)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Sanggar Seni Kerti Yasa, Banjar Temacun, Kelurahan Kuta, Kecamatan Kuta, sebagai Duta Kabupaten Badung, tampil maksimal pada lomba baleganjur remaja, dalam rangka Pesta Kesenian Bali XLV, bertempat di panggung terbuka Ardha Candra, taman budaya art center Bali, Minggu (25/6). Sanggar yang dipimpin Andi Pastika Putra atau sering dipanggil Gus Acong selaku komposer baleganjur, bersama Kadek Karunia Arta selaku Koreografer, dan I Made Nova Antara selaku pembina dan koreografer, membawakan cerita tentang ikonik keindahan pantai Kuta dengan judul Segara Karang.

Menurut Gus Acong, pada pementasan ini, duta badung yang membawakan judul Segara Karang ini, juga merujuk pada Tema PKB tahun ini yakni ‘Segara Kerthi : Prabhaneka Sandhi, Samudra Cipta Peradaban’, yang bermakna laut sebagai sumber peradaban. Kata dia, Kuta dengan peradaban baru, memiliki ciri khas pantainya, sesuai dengan judul yakni Segara Karang. “Segara karang ini adalah titik nol koordinat pantai Kuta. Jadi pusat ombaknya ada di karang tengah,” kata Gus Acong, menyampaikan.

Baca juga:  Parade Arja Klasik di PKB XLV, Sanggar Seni Mangu Swara Angkat "Giri Segara Tanu

Lebih lanjut dikatakan, Untuk konsep yang disampaikan pada pementasan ini, dibagi dalam lima bagian. Pertama yakni menjelaskan tentang karang tengah itu sendiri, kedua bagaimana terinspirasi dari ombak dan gemercik air di laut, seperti istilah lokal setempat yang disebut dengan Yak bawak Yak ngandang, Yak Dawa, Yak Mekedelan, tuun lima depa, tuun nem depa, dan seterusnya. “Jadi itu yang saya olah kedalam karya,” ucapnya.

Baca juga:  Makna Baju Adat Dikenakan Presiden dalam Peringatan Detik-detik Proklamasi

Sementara itu, untuk bagian ketiga, menceritakan terkait kondisi pasang manda atau air laut surut. Yang mana, dibalik deras dan gulungan ombak, keindahan pantai kuta terlihat saat kondisi pasang manda ini. Karena kata dia, saat pasang manda, kondisi pantai terlihat sangat estetik sekali.

Sedangkan, untuk bagian keempat, dibalik keindahan pantai tersebut, pantai Kuta juga sangat berbahaya karena adanya pusaran air yang disebut puser arungan. Kemudian untuk bagian terakhir, Kuta dengan ikon matahari terbenam atau sunset dengan sumber peradabannya, terdapat aktivitas pantai seperti surfing dan sebagainya, yang menjadi sumber perputaran ekonomi masyarakat Kuta.

Terkait persiapan, dirinya bertiga telah melakukan persiapan yang cukup panjang yakni hampir empat bulan sejak bulan Februari 2023. “Jadi prosesnya cukup panjang dan penuh dengan kegembiraan dan keceriaan serta dinamikanya. Tentu dalam prosesnya tidak hanya keceriaan saja namun suka dan duka tetap berdampingan,” jelasnya.

Baca juga:  Korban Bencana Alam di Bantas Pertanyakan Rencana Relokasi

Pihaknya berharap, dari proses yang telah dilakukan, nantinya bisa memberikan sesuatu yang terbaik dalam karya, tentunya untuk kabupaten Badung. Pesan terhadap karya ini, ia mengajak para generasi muda, untuk memiliki peradaban baru dalam menciptakan karya-karya baleganjur, sesuai dengan tema PKB yakni Segara Kerthi. “Jadi makna yang ditampilkan, bukan hanya ditampilkan dalam karya saja. Namun kita harus juga bisa mengimplementasikan dengan menjaga keberadaan laut itu sendir, untuk keberlangsungan sumber kehidupan saat ini dan juga masa depan, untuk anak cucu kita,” ucapnya.(Ad/Balipost)

BAGIKAN