Seorang petani sedang memanen cabai. (BP/Dokumen)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Krama Desa Adat Telun Wayah, Desa Tri Eka Buana, Sidemen, Karangasem memiliki tradisi melakukan upacara Bakti Sari tiap tahunnya. Upacara ini dipercaya bisa memberikan hasil pertanian sesuai dengan harapan.

Setiap satu tahun sekali, warga setempat melaksanakan upacara itu di Pura Madya dan Puncak Luhur. Bakti tersebut dilakukan sebagai wujud syukur atas hasil pertanian yang dihasilkan warga setempat.

Baca juga:  Diterjang Banjir Lumpur, Akses Jalan Menuju Pura Tunggul Besi Putus

Bendesa Adat Telun Wayah, I Wayan Lemes Indrawan mengungkapkan, upacara ini diyakini sebagai wujud syukur atas karunia Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah memberikan hasil panen yang tidak mengecewakan. Sekaligus, memohon yang lebih baik ke depannya.

Sebagai ciri, krama setempat menghaturkan hasil sawah maupun perkebunannya. “Sebagai ucapan terimakasih ke sang pencipta (Tuhan),” ujarnya.

Indrawan, mengatakan pelaksanaa prosesi ini tidak menentu. Biasanya dilaksanakan pada rahina purnama atau tilem setelah panen padi. “Koordinasi dengan jro mangku desa dan klian subak basah dan subak abian (pelaksanaan Bakti Sari),” katanya.

Baca juga:  PWI Diminta Membumikan "Nangun Sat Kerthi Loka Bali"

Dia menjelaskan upacara ini sudah berlangsung sejak lama. Dan terpenting rutin dilaksanakan. Prosesinya pun disebut tidak jauh berbeda dengan piodalan. “Sudah dari berdirinya Desa Adat Telun Wayah dan juga berdirinya Pura Madya dan Pura Pucak Luhur (dilaksanakan),” tandasnya.

Meskipun upacara ini sebagai wujud syukur petani, namun prosesinya diikuti oleh seluruh krama. Baik laki-laki maupun perempuan. “Semua warga mengikuti upacara tersebut,” tandasnya. (Eka Parananda/balipost)

Baca juga:  Kenali Bahaya Erupsi Gunung Agung, Ini Tips Menghadapinya
BAGIKAN