DENPASAR, BALIPOST.com – Pameran anggrek serangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) berlokasi di Ratna Kanda. Dewa Ayu Eka merupakan salah satu pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang ikut mempromosikan usaha anggreknya di pameran anggrek itu.
Ayu Eka mengaku jika penjualan tahun ini mengalami peningkatan dibanding tahun lalu. Dalam dua minggu buka stand di PKB, ia berhasil meraup penjualan Rp30 juta.
“Tahun ini penjualan saya meningkat dibandingkan tahun lalu. Astungkara banyak masyarakat yang antusias sama anggrek, banyak juga yang lewat sekalian mampir, eh … kecantol sama anggrek jadi langsung beli deh,” ungkapnya.
Ayu Eka mengatakan jika bunga anggrek yang paling diminati pembeli di standnya ada 3 jenis. “Yang paling banyak peminatnya itu, Anggrek Dendrobium, Anggrek Bulan, dan Anggrek Vanda, 3 anggrek ini yang banyak diincer,” jelas Ayu.
Ia juga menjual anggrek dari luar Bali yang menurutnya saat ini sedang naik daun. “Saya ada menjual anggrek dari Malang, namanya Dendrobium Kriting. Perbedaan anggrek ini dari anggrek yang lainnya itu harganya bisa lebih mahal 5x lipat dari Dendrobium yang biasa,” ungkapnya.
Ia memberi perbandingan jika harga Dendrobium yang biasa Rp75.000, Dendrobium Kriting dijual Rp500.000. “Ini sekarang yang lagi tren akibat imbas pameran di Lapangan Niti Mandala Renon,” jelas Ayu Eka.
Ditemui Sabtu (1/7), Ia mengaku membuka usaha ini saat COVID-19 melanda. “Awal saya buka usaha ini waktu COVID-19 pas tahun 2019. Saya kan memang hobi, memang senang sama anggrek. Trus, banyak teman-teman yang ngasi saran kenapa gak buka kios anggrek. Suami memang budidaya, jadi mengerti tanaman dan membantu berkebun,” jelasnya.
Wanita asal Abiansemal ini mengatakan kisaran harga yang dipatok untuk anggrek ini bervariasi. Untuk bibit Anggrek Dendrobium dan Anggrek Bulan dihargai 4 buah Rp100.000. Sedangkan yang sudah berbunga mulai dari Rp 125.000 hingga Rp 175.000. Untuk yang premium dan termahal adalah Dendrobium Kriting dengan harga Rp 700.000. (Sinta/balipost)