DENPASAR, BALIPOST.com – Memasuki bulan Juli, Bali justru diguyur hujan dengan intensitas ringan sampai lebat sejak Jumat (30/1) malam hingga Sabtu (1/7). Padahal dilihat dari musimnya, Bali sedang masuk kemarau.
Kepala Balai BMKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, Sabtu (1/7), menjelaskan hujan yang mengguyur sebagian besar wilayah Bali ini disebabkan terbentuknya daerah perlambatan angin di Samudera Hindia selatan Bali – NTB yang mendukung pertumbuhan awan hujan. Selain itu, hal ini juga disebabkan karena suhu muka laut di sekitar wilayah Bali umumnya berkisar antara 26 – 30°C.
Hujan yang mengguyur ini juga dipengaruhi oleh massa udara basah terkonsentrasi dari lapisan permukaan hingga lapisan 700 mb (3.000 meter). Cahyo mengatakan kondisi cuaca saat ini berawan dan hujan ringan – sedang di wilayah Bali bagian timur, tengah, selatan dan barat.
Sedangkan untuk suhu udara berkisar antara 21 – 32°C, dengan kelembaban udara berkisar antara 60 – 95 %. Angin umumnya bertiup dari arah timur – tenggara dengan kecepatan berkisar antara 4 – 34 km/jam. Tinggi gelombang laut di Perairan Utara Bali berkisar antara 0.25 – 1.25 meter, di Perairan Selatan Bali, Selat Bali, dan Selat Lombok berkisar antara 1 – 3 meter.
Sementara itu, cuaca 3 hari ke depan secara umum diprediksi berawan dan berpotensi hujan ringan – sedang di sebagian Bali. Angin umumnya bertiup dari arah tenggara – selatan dengan kecepatan berkisar antara 4 – 34 km/jam. Tinggi gelombang laut di Perairan Utara Bali berkisar antara 0.5 – 1.5 meter, di Perairan Selatan Bali berkisar antara 1 – 3 meter, di Selat Bali dan Selat Lombok berkisar antara 1 – 2.5 meter.
Oleh karena itu, pihaknya mengeluarkan peringatan dini agar masyarakat mewaspadai potensi hujan sedang – lebat di wilayah Bali bagian Utara, Timur dan Selatan Bali. Serta tinggi gelombang laut yang dapat mencapai 2.0 meter atau lebih di Selat Bali, Selat Badung, Selat Lombok dan Samudera Hindia Selatan Bali.
Selain itu, BMKG juga menghimbau agar masyarakat tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana vang dapat ditimbulkan dari cuaca ekstrem. Seperti, banjir, genangan air, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, dan kilat petir.
Masvarakat umum, nelayan dan pelaku kegiatan wisata bahari mewaspadai potensi tinggi gelombang laut yang dapat mencapai 2 meter atau lebih di sekitar perairan Selatan Bali. Masyarakat diminta agar selalu memperhatikan informasi BMKG, Khususnya peringatan dini cuaca ekstrem. (Winatha/balipost)