Tak Melaut- Sejumlah nelayan di Banjar Dinas Ujung Pesisir, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem tidak melaut karena dipicu gelombang tinggi. (BP/Nan)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Sejumlah nelayan yang ada di Banjar Dinas Ujung Pesisir, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem memilih untuk tidak melaut. Hal itu dipicu karena gelombang tinggi di tengah laut ditambah hasil tangkapan yang sedikit alias paceklik.

Seorang nelayan, Romi, Rabu (5/7) mengungkapkan, kalau dirinya hampir satu bulan sudah tidak melaut mencari ikan. Itu akibat gelombang di wilayah perairan Karangasem serta Lombok cukup tinggi.”Selain gelombang tinggi, tangkapan ikan juga paceklik,” ucapnya.

Baca juga:  Mancing di Situbondo, Nelayan Hanyut hingga Selat Bali

Romi, mengatakan, setiap melaut nelayan hanya mendapat belasan ekor. Hasil tangkapan tak sesuai dengan pengeluarannya, mulai dari biaya baahan bakar minyak, serta operasional lainnya. “Bila itu terus dipaksakan, maka akan merugi. Sebab, sekali melaut biaya operasionalnya sekitar 250 – 300 ribu. Untuk bahan bakar sekitar 20 liter, dan makan minum,” katanya.

Hal senada diungkapkan nelayan lain, Erick. Dia menjelaskan, kalau debagian nelayan di Ujung Pesisi khawatir melaut karena gelombang tinggi. “Gelombang di laut lumayan tinggi. Saya sudah seminggu tidak turun melaut,” katanya.

Baca juga:  Hari Bumi, XL Axiata - KKP Bersihkan Pantai dan Sosialisasi Aplikasi Laut Nusantara

Dia menjelaskan, untuk mengisi waktu luang, nelayan yang tak turun melaut memilih perbaiki peralatan melaut. Seperti memperbaiki jukung, menata jaringnya, serta memperbaiki mesin. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN