Salah satu parhyangan di Desa Adat Batuagung, Pura Dalem Batuagung. (BP/Istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Desa Adat Batuagung yang merupakan salah satu desa tua di Jembrana, berupaya menyelaraskan parhyangan, pawongan dan palemahan. Salah satu upaya yang tengah dilakukan selain perbaikan fisik parhyangan, juga memanfaatkan lahan sekitar parahyangan sekaligus mempercantik dengan berbagai tanaman atau pohon yang memiliki fungsi upakara.

Bendesa Batuagung, Ida Bagus Komang Mudi Astika mengatakan penanaman pohon atau tanaman yang akan dilakukan di sekitar Pura Dalem Batuagung. “Bertepatan pada peringatan Tumpek Wariga Sabtu ini, kami mencanangkan menanam pohon cempaka dan pohon pule di sekitar areal Pura Dalem,” ujarnya. Pihaknya juga akan menata jalan menuju Pura Taman dan Pura Dalem dengan penanaman pohon yang memiliki fungsi upakara.

Baca juga:  Desa Adat Pagan Gelar Karya Mamungkah

Selama ini kebanyakan hanya terfokus pada pembangunan dan pemeliharaan fisik parahyangan saja, tetapi di sekitar parhyangan jarang tertata. “Ini menjadi agenda ke depan, untuk penataan jalan menuju Pura Taman. Dengan menanam berbagai tanaman dan bunga yang diperlukan untuk upacara keagamaan,” tambahnya. Sehingga selain memberikan fungsi penataan dan hijau, juga dapat berfungsi untuk kegiatan keagamaan.

Di samping itu, perlunya perbaikan fisik Pura Puseh khususnya di madya dan utama yang kondisinya saat ini perlu perbaikan. Termasuk Pura Dalem yang perlu dilakukan penataan di jaba dan pelataran, salah satunya dengan penanaman pohon.

Baca juga:  Desa Adat Bakbakan Garap Potensi Desa

Perlu diketahui Desa Adat Batuagung terbagi menjadi sembilan banjar adat dengan wilayah yang cukup luas hingga perbatasan dengan hutan. Di antaranya Banjar Batuagung, Taman, Tegalasih, Sawe, Palungan Batu, Banjar Anyar, Petanahan, Masean dan Pancaseming. Desa yang berada di Kecamatan Jembrana ini selain memiliki potensi gudang kesenian, juga suasana alam yang masih asri hingga ke pegunungan. (Surya Dharma/balipost)

 

BAGIKAN