DENPASAR, BALIPOST.com – Pesta Kesenian Bali (PKB) XLV Tahun 2023 yang mengusung tema “Segara Kerthi: Prabhaneka Sandhi” (Samudra Cipta Peradaban) telah memasuki pekan ketiga. Berbagai pementasan karya seni, baik dalam bentuk Peed Aya (Pawai), Rekasadana (Pergelaran), Utsawa (Parade), Wimbakara (Lomba), Kandarupa (Pameran), Kriyaloka (Lokakarya), Widyatula (Serasehan), Jantra Tradisi Bali (Pekan Kebudayaan Daerah), dan Bali World Culture Celebration (Perayaan Budaya Dunia) telah ditampilkan. Antusiasme masyarakat begitu luar biasa terhadap penyelenggaraan PKB XLV tahun 2023. Lantas, bagaimana evaluasi 2 pekan pelaksanaan PKB ini?
Tim Kurator PKB XLV Tahun 2023, Drs. I Gde Nala Antara, M. Hum., mengakui bahwa antusiasme masyarakat Bali, khususnya pecinta seni begitu luar biasa yang hadir menyaksikan pementasan seni selama penyelenggaraan PKB XLV Tahun 2023 ini. Ini membuat PKB makin semarak ditambah dengan berbagai jensi atraksi seni.
Antusiasme masyarakat sudah mulai terjadi sejak pawai (Peed Aya) pada pembukaan PKB. Selain itu, selama dua pekan berlangsung pelaksanaan semua pergelaran pementasan seni selalu tepat waktu.
Namun, yang menjadi kendala ketika turun hujan. Sehingga, pementasan seni di Panggung Terbuka Ardha Candra terganggu. Hal ini harus menjadi antisipasi dan dipikirkan bersama ke depannya. Sehingga, ketika turun hujan apakah pergelaran dipindahkan ke tempat lain atau ditunda.
Selain itu, ada beberapa materi PKB yang masih belum maksimal diminati oleh masyarakat. Seperti, Widyatula (Sarasehan) yang masih minim disaksikan atau diikuti oleh masyarakat. Hal ini yang mesti dimaksimalkan pada PKB tahun depan. Sehingga, apa yang terkait dengan aspek tematis hubungan dengan teks seni dan sastra benar-benar bisa dipahami oleh masyarakat luas ketika widyatula dilakukan. “Sampai hari ini (Rabu kemarin,red), secara umum PKB ke-45 Tahun 2023 sudah berjalan dengan baik, dan isiannya sudah berjalan sesuai dengan tema besar PKB, yaitu Segara Kerthi: Prabhaneka Sandhi” Samudra Cipta Peradaban,” ujar Gde Nala Antara, dalam Dialog Merah Putih Bali Era Baru “Evaluasi Pekan Pelaksanaan PKB XLV Tahun 2023” di Warung Bali Coffee 63 A Denpasar, Rabu (5/7).
Dia menambahkan adanya kritikan mengapa parade gong kebyar tak lagi terkesan mabarung dengan kabupaten lain, akan dijadikan bahan evaluasi pada PKB mendatang. Sebab konsep awalnya guna menghindari sikap fanatisme berlebihan dari pendukung gong kebyar, konsep mabarung intern kabupaten/kota dipilih.
Ketua Tim Kreatif PKB XLV Tahun 2023, Kadek Wahyudita mengakui PKB kali ini sangat semarak, lebih tertib dan bersih dari sampah. Hal ini sukses dilakukan guna menghilangkan kesan PKB itu macet dan semrawut, memindahkan pasar malam dan kumuh karena lambat menangani sampah.
Kini, bagi seniman asal Kebonkuri Tengah Kesiman ini, kesan itu jauh sudah ditinggalkan. PKB tahun ini makin tertib parkirnya, pedagang dikurangi dan kesan bersihnya makin menonjol. Tiga kesadaran ini muncul karena masyarakat Bali khususnya penonton sudah menginginkan menimati seni itu mesti berjalan nyaman.
Dia mengakui bahwa ketika turun hujan saat pementasan di Panggung Terbuka Ardha Candra akan mengganggu jalannya pementasan seni. Namun, yang bisa dilakukan adalah memaksimalkan pawang hujan (tukang terang). Sebab, memindahkan pementasan ke lokasi lain mustahil dilakukan. Hal ini dikarenakan di Taman Budaya Bali belum ada tempat seluas yang menyerupai Panggung Terbuka Ardha Candra.
Kendati demikian, diakui antusiasme masyarakat menyaksikan pementasan seni sangat luar biasa. Meskipun pementasan dilakukan dalam situasi gerimis, namun masyarakat tetap menyaksikan pementasan hingga akhir. Hal ini membuktikan bahwa gaung seni di ajang PKB begitu luar biasa.
Dia juga memberi catatan kecil untuk perbaikan ke depan yakni perlunya penambahan alias dukungan alat agar bisa berjalan nyaman. Gedung Ardha Candra pun perlu dievaluasi kelayakannya untuk menampung jumlah penonton banyak sementara di wantilan suara masih bergaung.
Pengamat Seni, I Ketut Muka Pendet mengatakan bahwa perkembangan seni di Bali dari tahun ke tahun begitu luar biasa. Apalagi, Pemerintah Provinsi Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Bali, Wayan Koster bersama Wakil Gubernur Bali, Tjok Oka Artha Ardana Sukawati konsern memberikan ruang kepada para seniman untuk bisa menampilan kreativitas seninya melalui event PKB di Taman Budaya Bali.
Setiap tahunnya tema PKB berbeda-beda untuk mengimplementasikan Sad Kerthi. Sehingga, penciptaan kreativitas seni tradisi yang dihasilkan para seniman bervariatif setiap tahunnya. Hal ini membuat seni di Bali terus mengalami perkembangan yang luar biasa yang disesuaikan dengan perkembangan yang ada di tengah masyarakat. (Winatha/balipost)