Proses pencarian dua korban yang tertimbun masih terus dilakukan oleh tim gabungan dan warga setempat, Jumat (7/7). (BP/Dokumen)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Satu korban selamat bencana tanah longsor di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Ni Nyoman Ririg, akhirnya meninggal dunia, pada Minggu (9/7). Ririg sebelumnya sempat menjalani perawatan intensif di RSUD Karangasem kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Ngoerah.

Nahas, Ririg akhirnya menyusul sang cucu, I Komang Aditya Pratama yang ditemukan sudah tak bernyawa di reruntuhan material longsor pada Sabtu (8/7). Dengan meninggalnya Ririg, total 3 korban jiwa dilaporkan dalam bencana ini.

Baca juga:  Gubernur Koster Sentil ASN Pakai Payung saat Upacara Berlangsung

Sebelum dinyatakan meninggal dunia, Ni Nyoman Ririg ditemukan selamat oleh keponakannya I Ketut Rudit. Kala itu, korban ditemukan terhimpit reruntuhan di bawah pohon bambu.

Korban mengalami patah tulang pada bagian kaki, dan langsung dibawa ke RSUD Karangasem untuk mendapatkan perawatan intensif. Setelah sempat dirawat di RSUD Karangasem, korban akhirnya di rujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Ngoerah.

Namun, takdir berkata lain. Setelah mendapat menjalani perawatan, Ririg akhirnya meninggal dunia Minggu (9/7) sekitar pukul 05.00 WITA.

Baca juga:  Empat Wilayah Ini, Penyumbang Terbanyak Kasus Baru sampai Kematian COVID-19

Kepala Wilayah Banjar Dinas Ngis Kaler, I Ketu Suka, saat dikonfirmasi itu, membenarkan Ni Nyoman Ririg akhirnya meninggal dunia akibat bencana tanah longsor tersebut. “Ya benar, benar informasinya Ririg dinyatakan meninggal dunia pukul 05.00 WITA di Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Ngoerah Denpasar. Dan saat ini sedang mempersiapkan upacara penguburannya, ” kata Suka.

Peristiwa longsor menimpa rumah warga di Banjar Ngis Kaler pada Kamis (6/7) malam. Terdapat tiga orang yang ada dalam rumah tertimbun material longsoran.

Baca juga:  Jasad Ditemukan di Sungai Tunduh Ubud, Tersangkut di Celah Bebatuan

Mereka adalah Ni Nyoman Ririg, I Ketut Tunas, dan I Komang Aditya Pratama. Tunas, setelah dicari selama 6 jam akhirnya berhasil dievakuasi dalam kondisi meninggal oleh tim gabungan. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN