Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin membuka secara daring Pameran Usadha Bali di Taman Baca Sanggingan, Ubud, Senin (10/7). (BP/Istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Hari ke-5, Festival Wariga Usadha Siddhi mengupas tuntas seputar pengembangan pengobatan tradisional di Indonesia. Kegiatan diawali pembukaan Pameran Usadha Bali di Taman Baca Sanggingan, Ubud, Senin (10/7) yang memamerkan berbagai hal terkait usadha Bali.

Dari pengenalan tanaman obat, proses pembuatan obat tradisional Bali, produk-produk usadha Bali, buku-buku tentang usadha dan wariga, dan hal lain terkait usadha dan wariga. Pameran dibuka secara daring oleh Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin.

Dalam sambutannya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi digelarnya kegiatan Sastra Saraswati Sewana yang mengambil tema Wariga Usadha Siddhi. Menurutnya, kegiatan ini merupakan upaya Bali memperkenalkan kembali, melestarikan, mengembangkan kebudayaan yang mengangkat keunggulan ilmu pengetahuan di Bali.

Sebagai generasi masa kini, Menkes mengajak masyarakat Bali melestarikan, mengembangkan dan meneruskan warisan tersebut demi kesehatan dan kesejahterana masyarakat saat ini maupun di masa depan. “Saya ucapkan selamat atas terselenggaranya pameran Wariga Usadha Siddhi,” ucapnya dalam rilis yang diterima.

Baca juga:  Penanaman Pohon Tandur Taru Urip Dimulai dari Desa Pinggan

Acara dilanjutkan dengan Usadha Gocara, yang menghadirikan Plh Direktur Tata Kelola Kesmas Kementerian Kesehatan Iwan Halwani dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Dr dr I Nyoman Gede Anom MKes dipandu moderator Ni Made Sinarsari, A.Md. Keb. S.Kes.H, M.Si.

Iwan Halwani mengatakan, pengembangan pengobatan tradisional akan sangat bermanfaat bagi masyarakat. Bagaimana masyarakat sehat dengan produk dari masyarakat sehingga masyarakat nya sehat dan sejahtera. “Kalau kita sejahtera bersama kan enak ya,” uajr Iwan

Iwan melanjutkan, yang perlu dilakukan oleh praktisi Usadha Bali, adalah rebranding yang lebih menggoda. Dengan menonjolkan ciri khas, kebermanfaatan dan diharapkan pengobatan tradisional Bali bisa masuk paket wisata. “Bisa gak, welcome drink di Bali itu disuguhi jamu? Potensi ekonomi nya luar biasa. Buat ciri khas Bali, Made in Bali. Artinya kalau bahannya kunyit, betul-betul yang ditanam di Bali,” pintanya.

Baca juga:  Visiting Nusa Lembongan, Tour Guides Asked not to Leave Guests Alone

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Dr dr I Nyoman Gede Anom MKes meyakini pengobatan tradisional di Bali akan berkembang positif di masa depan. Terlebih dalam waktu dekat, akan dilaunching Wellness Tourism.

Artinya turis yang berkunjung ke Bali tidak saja berwisata menikmati keindahan pulau Bali, tapi juga menikmati kearifan lokal, teknik pengobatan tradisional Bali. Anom pun mengajak Gotra Pangusada Bali sebagai wadah resmi penekun Usadha untuk bersiap-siap. “Silahkan bikin tempat seperti panti. Siapa tahu temen-temen gotra ada punya kebun kopi silahkan ditawarkan. Nanti kita arahkan pasien kesana. Kita tawarkan masuk paket wellness tourism,” jelasnya.

Baca juga:  TNI-Polri Diajak "Mareresik" Campuhan dan Beji di Ubud

Dr Anom optimis paket wisata kesehatan ini akan dilaunching bulan Agustus 2023 ini. “Bulan depan kita launching, jadi habis rawat di RS turis merasa pegal-pegal bisa direlaksasi,” jelasnya.

Sementara terkait produk herbal, Dr Gede Anom mengatakan sudah menjajaki kerjasama dengan PHRI Bali. Kaitan dengan mengangkat produk herbal Bali sebagai penunjang pariwisata. “Ada 2 produk jamu lokal Bali yang kita sampaikan ke PHRI. Itu agar disuguhkan sebagai welcome drink, ada 22 macam rasa. Paling tidak bisa masuk hotel di Badung dulu. Ini tinggal MoU,” jelasnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN