AMLAPURA, BALIPOST.com – Desa adat di Karangasem memiliki banyak tradisi yang masih tetap dilestarikan oleh warganya hingga saat ini. Seperti yang ada di Desa Adat Kesimpar, Desa Kesimpar, Kecamatan Abang Karangasem. Warga setempat hingga saat ini masih melestarikan tradisi Nyepi Adat.
Bendesa Adat Kesimpar, I Wayan Kari Subali mengungkapkan, sebelum dilaksanakan Nyepi Adat, lebih dulu digelar upacara Ngusaba Dodol di Pura Puseh Kesimpar. Upacara ini dilaksanakan tiap tahun pada Purnama Sasih Kasa. Kata dia, Usaba Dodol ini mengandung makna sebagai wujud syukur kepada Ida Sanghyang Widi Wasa serta Ida Sesuhunan Kabeh yang ngalingihin jagat wewidangan Desa Kesimpar yang selama ini sudah memberikan berkah sekala dan niskala.
“Secara sekala hasil alam yang melimpah kita nikmati, sedangkan secara niskala tentunya kita telah diberikan kesehatan agar bisa tetap melakukan aktivitas. Dan saat proses piodalan Usaba Dodol ini bakti kita kepada Ida Batara Sri yang katuwur ke Pura Puseh,” ucapnya.
Kari Sibali mengatakan, kalau di Puseh Desa Kesimpar tiap tahunnya menggelar aci dua kali dalam setahun, yaitu Usaba Dodol dilaksanakan pada Purnama Sasih Kasa serta Usaba Kalima dilaksanakan pada Purnama Sasih Kelima. Sementara untuk serangkaian Usaba Dodol Sasih Kasa puncaknya pada Purnama Kasa.
“Saat itu Ida Sesuhunan Kabeh katuwur ke Pura Puseh dilaksanakan persembahyangan, malasti masuci ke pasucian Gerebeg. Besoknya setelah Purnama Ida Sesuhunan mawali ke pura masing-masing yang dikenal dengan istilah nogtog. Dan setelah selesai upacara lanjut dilaksanakan Catur Brata Panyepian untuk Desa Pakraman Kesimpar, Nyepi Adat yang dilaksanakan hanya setengah hari saja. Yaitu mulai pukul 07.00 hingga pukul 17.00 Wita, ngembak,” katanya. (Eka Parananda/balipost)