GIANYAR, BALIPOST.com – Masyarakat Bali yang sakit tidak sepenuhnya bisa disembuhkan melalui jalur medis. Disinilah Pemerintah Provinsi Bali hadir memberikan peran bagi penekun Usadha Bali guna membantu menyembuhkan masyarakat Bali yang sakit. Melalui Haluan Pembangunan Bali, Pemerintah Provinsi bersama pemerintah kabupaten/kota memberikan peluang tumbuhnya pengobatan tradisional dan siap bersanding dengan pengobatan medis.
Penekun Usadha Rahayu Dalem, Putu Sri Rahayu Dewi di sela pameran Festival Wariga Usadha Siddhi di Taman Baca Sanggingan Ubud, Selasa (11/7) mengatakan penggunaan ramuan lokal yang bersifat herbal merupakan bagian menggali kearifan lokal Bali. Pemerintah melestarikan pengobatan tradisional secara tidak langsung menjaga keaslian alam Bali melalui Usadha. “Saat ini atas dukungan dan perhatian pemerintah, pengobatan tradisional ini sudah bisa bersanding dengan pengobatan medis,” tuturnya.
Rahayu menyampaikan sakit bisa dideteksi melalui pijitan, sentuhan, totok saraf, totok darah karena semua penyakit alirannya dari darah. Penyembuhan dengan tehnik totok dan urut. “Sementara obatnya melalui ramuan tradisional, Astungkara banyak pasien yang sembuh,” ucapnya.
Ketua Yayasan Belog Bali Cabang Tabanan, Made Suartika menyampaikan Usadha Belog Bali mengikuti program Gubernur Bali, Wayan Koster berkaitan pengembangan Usadha Bali Kuno. Usadha Belog Bali menampilkan minyak dengan 33 bahan herbal, rempah- rempah, 11 jenis minyak kelapa yang ada di Bali.
Sesuai program Gubernur Wayan Koster, Yayasan Belog Bali Indonesia siap membantu pengobatan tradisional masyarakat Bali termasuk di luar Bali. Yayasan Belog Bali Indonesia sudah mencetak tenaga-tenaga pengusadha (penekun Usadha) yang bersertifikat.
Saat ini Yayasan Belog Bali telah memiliki 71 pengusadha. “Masyarakat Bali yang memiliki kemampuan pengobatan tradisional yayasan siap mendidik dan memberikan sertifikat,” tegas Made Suartika.
Sementara itu, Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud AAGN Ari Dwipayana menyampaikan Bali mesti membangun sistem kesehatan yang kokoh. Salah satunya dengan melihat catatan masa lalu.
Catatan tentang warisan pengobatan tradisional nusantara, termasuk Bali di dalamnya. “Kita perlu membuat standar pengobatan tradisional. Harus sistematis, bila perlu ada roadmap. Kita ingin obat dan pengobatan tradisional Bali bisa seperti pengobatan tradisional yang berkembang pesat di Cina maupun India,” jelas Gung Ari. (kmb/balipost)