Dr. Panudiana Kuhn, M.M.,MAP. (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dasar  pembangunan Bali sesuai Perda Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru yang belum lama ini
disetujui DPRD Bali yakni mengedepankan SDM Bali, alam dan lingkungan serta kebudayaan Bali. Dengan meletakkan pembangunan pada ketiga dasar tersebut,
tentu SDM Bali akan menjadi lebih kuat dan berdaya saing. Demikian disampaikan Akademisi Universitas Udayana Prof. Wayan Ramantha, Selasa (11/7).

“Pasti berdampak positif terhadap pembangunan manusia Bali karena di bidang SDM, Perda Haluan
Pembangunan Bali Masa Depan disusun, merupakan
roadmap yang lebih panjang lagi untuk pembangunan
Bali. Termasuk di bidang SDM karena dasarnya adalah
bagaimana agar 100 tahun ke depan Bali dibangun berdasarkan manusia, alam dan kebudayaan Bali,” ujarnya.

Di bidang pembangunan SDM, kata dia, difokuskan
agar SDM SDM Bali memiliki keunggulan dan daya saing yang didasari oleh kearifan-kearifan lokal budaya Bali. Ke depan SDM Bali di samping menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi juga didasari oleh kearifan lokal Bali yaitu akhlak, moral yang baik, dan sebagainya.

Baca juga:  Rasio Tempat Tidur RS di Tabanan Ideal, Pasien Tetap Numplek di BRSU

Dia mengapresiasi kerja keras Gubernur Koster dan
DPRD yang melahirkan warisan adiluhung menyelamat-
kan pesan leluhur Bali, tantangan Bali masa kini dan
menghadapi masalah di masa mendatang. Dengan demikian diharapkan manusia Bali ke depan lebih bisa ditingkatkan keunggulan dan daya saingnya.

“Perda itu kesimpulannya merupakan sesuatu yang sifatnya baik dan strategis dan menjadi dasar bagi penyusunan roadmap-roadmap pembangunan Bali
baik dalam jangka menengah maupun jangka panjang,”
imbuhnya.

Ramantha tak khawatir dengan perkembangan pariwisata Bali saat ini yang menimbulkan akulturasi budaya dan degradasi budaya Bali. Alasannya Bali beberapa kali diguncang isu–isu kesehatan, keamanan dan bencana alam, membuat manusia Bali justru jengah untuk melindungi tempat tinggalnya, termasuk memperkuat daya saingnya.

Baca juga:  Pertama di Indonesia, LCCT Ada di T2 Bandara Soetta

Rasa jengah inilah yang kemudian menurut Prof. Ramantha akan mampu mewujudkan pembangunan Bali sesuai yang diharapkan. “Dengan prinsip dasar SDM Bali unggul misalnya jengah, ada prinsip-prinsip budaya pada SDM Bali yang dipegang teguh ke depan diharapkan memiliki rasa jengah. Salah satu spirit dari jengah, sekarang kita tergantung dari dunia pariwisata, yang kemudian dunia pariwisata mengalami pandemi Covid-19, gunung meletus, bom Bali. Manusia SDM Bali akan jengah untuk memikirkan sektor apa yang bisa dikembangkan lagi agar kita bisa tetap survive,” ungkapnya.

Adanya prinsip jengah dan keseriusan berjuang
membangun sektor selain pariwisata yaitu pertanian, IKM, start up akan mampu membawa Bali ke arah yang
benar. Dibuktikan pada saat pandemi COVID-19, masyarakat Bali berupaya untuk bertahan dengan beralih profesi dari awalnya pekerja pariwisata ke wirausaha seperti berjualan, kembali ke kam- pung untuk mengerjakan sawahnya, dll.

Baca juga:  Komitmen Gubernur Koster Perbaiki Pendidikan, PPDB Dimasukan dalam Perda Haluan Pembangunan Bali Masa Depan

Hal itu diperkuat pelaku pariwsata yang juga Konsul
Kehormatan Malaysia di Bali, Dr. Panudiana Kuhn,
M.M.,MAP., bahwa Perda Haluan Pembangunan Bali
Masa Depan sarat dengan ide-ide brilian. Salah satunya
pembangunan Bali dalam bidang pertanian, UMKM dan tak lagi mengandalkan pariwisata. Ke depan Bali
memang harus demikian, jika ada booming bidang pariwisata itu dianggap sebagai bonus.

Dia juga melihat segala aspek yang berkaitan tantangan Bali ke depan juga sudah dipikirkan. Tinggal sekarang
disosialisasikan dan didukung masyarakat serta bupati/walikota di daerah. (kmb/balipost)

BAGIKAN