Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata memberikan pemaparan dalam media briefing di Gedung Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) Kemenkeu di Jakarta, Rabu (12/7/2023). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Usulan agar penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM) dihapus dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), akan dikoordinasikan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dengan kepolisian terkait. Sebab, penerimaan dari SIM masih dibutuhkan negara untuk pembangunan.

“Nanti kami diskusikan dengan kepolisian, apakah PNBP untuk SIM ini sudah bisa kami turunkan atau bahkan dieleminasi,” kata Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata dalam media briefing di Gedung Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) Kemenkeu di Jakarta, seperti dikutip dari Kantor Berita Antara, Rabu (12/7).

Baca juga:  Hadirkan Wayang Zaman Now, HUT Lebak Siap Jadi Pendamping Tanjung Lesung

Isa mengatakan, pemerintah juga telah mempertimbangkan pembebasan PNBP dari penerbitan SIM. Meski pun, penerbitan SIM merupakan layanan ekstra yang tidak dibutuhkan semua orang.

Berbeda dengan penerbitan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat, penerbitan SIM hanya dinikmati oleh masyarakat yang memiliki akses menggunakan kendaraan bermotor. “Ini kan layanan ekstra yang tidak dinikmati semua orang. Jadi, biaya untuk menerbitkan kartu SIM itu masih wajar,” ujar Isa.

Baca juga:  Menkeu Sri Mulyani Minta Klub Moge Ditjen Pajak Dibubarkan

Meski demikian, Isa mengatakan pihaknya tetap akan berkoordinasi dengan kepolisian mengenai PNBP SIM. Pemerintah juga akan memastikan penerbitan SIM berjalan sesuai dengan prosedur.

“Dalam hal ini, PNBP SIM ini jadi tantangan kami untuk terus meninjau, apakah ini kebutuhan dasar atau layanan ekstra untuk masyarakat,” jelas Isa.

Diketahui, usulan penghapusan penerbitan SIM dari PNBP diungkapkan oleh Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Firman Shantyabudi.

Baca juga:  Kasus Penangkapan Puluhan Warga Tiongkok, Polri Lakukan Identifikasi

Usulan tersebut berangkat dari kekhawatiran penyelewengan yang mungkin terjadi demi memenuhi target PNBP, misalnya penerbitan SIM untuk masyarakat yang tidak memenuhi standar kelulusan pengajuan SIM. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN