DENPASAR, BALIPOST.com – Progres perbaikan Pura Agung Jagatnatha, Denpasar cukup positif. Sampai saat ini pelaksanaan perbaikan dipastikan mengalami deviasi positif sebesar 10 persen dari target awal hanya 32 persen.
Kepala Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan (Perkimta) Kota Denpasar Gede Cipta Sudewa, Rabu (12/7) mengungkapkan, progres pengerjaan Pura Jagathnatha melampaui perkerjaan yang ditargetkan. Sampai saat ini dari target pengerjaan 32 persen namun realisasi sudah mencapai 42 persen atau hampir 50 persen.
Hal itu cukup positif untuk ke depannya pengerjaan bisa sesuai tepat waktu. Namun kata dia, kendati mengalami deviasi positif 10 persen, tetap mengutamakan kualitas pengerjaan. “Cukup bagus, positif sampai deviasi 10 persen. Sekarang sudah tahap pengerjaan fisik keseluruhannya,” ujarnya.
Cipta Sudewa berharap, proses pekerjaan saat ini tidak diganggu cuaca. Sebab, 80 persen saat ini tengah mengerjakan arsitektur ruang luar. “Semoga cuaca mendukung karena 80 persen pekerjaan arsitektur ruang luar,” imbuhnya.
Cipta Sudewa mengatakan, untuk pengerjaan ke depannya progres pengerjaan harus tepat waktu dan proses perbaikan Pura Jagatnatha ini rampung pada 2 Oktober 2023. “Sesuai dokumen kontrak, kami berharap 2 Oktober sudah selesai. Nanti sambil jalan kami hitung lagi progressnya,” jelasnya.
Terkait perbaikan ini, pihaknya merancang kekuatannya hingga 100 tahun ke depan. Oleh sebab itu, kualitas proyek termasuk bahan yang digunakan pun harus diperhatikan. Perbaikan Pura Jagatnatha ini sudah dimulai sejak Maret 2023 lalu. “Kami rancang bertahan sampai 100 tahun, karena di pinggir jalan besar makanya tembok menggunakan baja besar agar kekuatannya lama. Kami memang atensi khusus ini,” imbuhnya.
Menurut dia dalam proses perbaikan tersebut, bangunan Padmasana masih dibiarkan utuh seperti semula karena memiliki nilai historis. Selain itu, bale pawaregan dan perpustakaan juga tidak tersentuh diperbaiki.
Sementara bangunan lainnya semua dipugar dan diperbaiki total. “Untuk bangunan mayor kami menggunakan bata merah Tulikup yang kelas satu. Merah sebagai lambang Bhatara Brahma. Sementara ornamen akan menggunakan gaya khas bebadungan,” kata Cipta.
Selain itu, areal depan Pura Jagatnatha yang selama ini digunakan parkir akan ditinggikan dan parkir digeser ke depan Museum Bali. Selain perbaikan bangunan yang ada, ada juga penambahan bale pesantian dan bale pawedaan diperlebar dengan konsep Tri Sadakha sehingga bisa tiga sulinggih sekaligus.
Adapun pelaksana pembangunan yakni PT Adik Abang Qanita Pratama dan KSO PT Karya Dinamis Mesari. Konsultan perencana PT Kencana Adhi Karma dan Konsultan Pengawas CV Tataring Bali. Pelaksanaan pengerjaan perbaikan Pura Agung Jaganatha direncanakan dilaksanakan selama 200 hari kerja. (Asmara Putera/balipost)