proyek penataan kawasan Pantai Tanjung Benoa, Kuta Selatan. (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida memanggil kontraktor yang menggarap proyek penataan kawasan Pantai Tanjung Benoa, Kuta Selatan. Pemanggilan ini sebagai tindak lanjut adanya keluhan masyarakat terkait pengerjaan proyek tersebut. Keluhan ini akan menjadi evaluasi kinerja kontraktor.

Kepala Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT) PJSA BWS Bali Penida, I Wayan Riasa mengakui sangat memaklumi keluhan masyarakat. Keluhan tersebut akhirnya telah ditindaklanjuti. Selain memberikan peringatan, pihaknya juga telah meminta pihak terkait untuk bekerja memperhatikan dinamika di lapangan.

“Kami meminta maaf atas kondisi tersebut. Kami telah memperingatkan pihak terkait dan bertanggung jawab atas pengerjaan di lapangan. Tentu masukan masyarakat untuk mengevaluasi rekanan akan menjadi pertimbangkan kami ke depannya,” kata Riasa, Rabu (12/7).

Baca juga:  Kasus Penipuan Mobil Mewah, Jedar Jalani Pemeriksaan di Polda Bali

Sejatinya penataan di pesisir Tanjung Benoa tidak mengalami kendala berarti. Sebab, masyarakat sangat mendukung dan pihaknya telah mempertimbangkan dinamika wilayah. Berdasarkan masukan warga dan dinamika wilayah, pengerjaan dimulai dari pukul 15.00 sampai 20.00 Wita. “Kami berharap dukungan dari masyarakat masih tetap terjalin dengan baik, walaupun sempat terjadi keluhan dan kekecewaan di lapangan,” katanya.

Pihaknya optimis dengan pengerjaan proyek dapat diselesaikan sesuai target. Seperti pengisian pasir ditarget sampai akhir Juli, sedangkan pengerjaan pada sisi darat berlangsung sampai akhir September 2023. Adapun lingkup pekerjaan proyek di sana berupa penambahan pasir, pembuatan balai nelayan, pemasangan paving di area parkir bus dan Pura Prajapati, pembuatan 2 candi bentar, wantilan dan pembuatan jalan setapak (tidak penuh). “Saat ini semua pasir yang akan dipergunakan untuk menata pesisir yang abrasi telah dikumpulkan pada stockpile,” ungkapnya.

Baca juga:  Memasuki Seni Murni

Dikatakan, pasir laut yang dipergunakan diambil dari gundukan pasir pantai di Tanjung Benoa dan sisanya dari stockpile Pantai Mertasari. Terkait pembuatan balai nelayan, sudah dikerjakan 3 unit dari 6 unit yang diadakan. Untuk pemasangan paving saat ini masih menunggu proses pencetakan. Begitu pula terkait kayu jati yang akan menjadi pilar balai wantilan juga masih didatangkan dari Pulau Jawa.

Untuk pengerjaan jalan setapak (walkway), hal itu tidak sepenuhnya dilakukan. Pengerjaan walkway, hanya menyentuh pada sisi selatan yang akan nyambung ke Pandawa Watersport. Pengadaan walkway rencananya akan dilanjutkan oleh pihak desa adat. Sedangkan untuk pengadaan groin tidak jadi dilaksanakan, namun hal itu dialihkan untuk pengerjaan penataan di area lainnya yang diusulkan desa adat.

Baca juga:  Tera Ulang di Masa Pandemi, Badung Rancang "Indahnya Terang Bulan"

“Dari kajian kami, groin itu tidak terlalu dibutuhkan sebenarnya, karena membahayakan daerah lainnya. Itu sudah kami informasikan, sehingga dialokasikan penataan pada titik lain yang diusulkan Desa Adat Tanjung Benoa,” jelasnya. (Parwata/balipost)

BAGIKAN