Petugas melakukan fogging untuk mencegah penyebaran nyamuk demam berdarah denque (DBD). (BP/dok)

NEGARA, BALIPOST.com – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Jembrana mengalami peningkatan dalam waktu 5 tahun terakhir. Dari data yang dihimpun Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana, dibanding tahun 2022, jumlah kasus mengalami kenaikan cukup signifikan.

Selama setahun, terdapat 347 kasus. Namun di tahun ini, baru bulan ketujuh (Januari-Juli), sudah melampaui jumlah kasus tahun 2022 hingga 400-an kasus.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jembrana, dr. I Gede Ambara Putra, Kamis (13/7) mengatakan untuk data bulanan di 2023, sudah terjadi penurunan jumlah kasus dibandingkan awal tahun lalu. Bulan Maret dan Mei mengalami lonjakan hingga lebih dari 80 kasus per bulan. “Tapi sudah mulai menurun, bulan Juni 42 kasus, dan bulan ini baru 10 kasus. Tidak ada sampai ada yang meninggal dunia tahun ini,” terangnya.

Baca juga:  Semester I 2019, Jumlah Penderita DBD di Jembrana Alami Peningkatan

Namun data bulanan 2023 ini bila dibandingkan dengan data tahunan, mengalami lonjakan. Bahkan dirunut sejak 2019, jumlah kasus di 2023 ini yang tertinggi.

Di 2019 lalu tercatat 213 kasus setahun, berlanjut 2020 sebanyak 267 kasus, turun di tahun 2021 menjadi 96 kasus dan melonjak lagi tahun 2022, menjadi 347 kasus. Sementara, di tahun 2023 ini, baru beranjak 7 bulan, tercatat sudah 402 kasus.

Baca juga:  Dibandingkan Tahun Lalu, Laju Kasus DBD di Indonesia Capai Dua Kali Lipat

Upaya penanggulangan maupun pencegahan tetap dilakukan. Untuk penanganan, setiap muncul kasus dilakukan penelusuran dan tindak lanjut fogging. Selain itu juga pencegahan dengan sosialisasi pemusnahan sarang nyamuk (PSN). Kondisi cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini sangat memungkinkan munculnya jentik nyamuk. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN