SOM Leader Filipina Theresa P. Lazaro, SOM Leader Singapura Albert Chua, SOM Leader Thailand Sarun Charoensuwan, Acting SOM Leader Viet Nam Vu Ho, Menlu Kanada Melanie Joly, Menlu Malaysia Zambry Abdul Kadir, Menlu Laos Saleumxay Kommasith, SOM Leader Brunei Darussalam Johariah Wahab, Menlu Kamboja Prak Sokhoon, Menlu Retno Marsudi, SOM Leader Timor Leste Elisa da Silva dan Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn melakukan sesi foto dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (PMC) bersama Kanada di Jakarta, Kamis (13/7/2023). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Indo-Pasifik harus menjadi kawasan yang aman, damai, dan jangan sampai menjadi medan pertempuran antara negara-negara besar yang berupaya berebut pengaruh di kawasan tersebut. Demikian ditegaskan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, seperti dikutip dari Kantor Berita Antara, Jumat (14/7).

Dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri KTT Asia Timur (EAS) di Jakarta, Retno mengatakan bahwa Indo-Pasifik saat ini sedang berada dalam masa kritis. EAS merupakan satu forum kawasan yang melibatkan 18 negara peserta EAS, yaitu 10 negara ASEAN, Australia, China, India, Jepang, Selandia Baru, Korea Selatan, Rusia, dan Amerika Serikat.

Baca juga:  Tambahan Harian Kasus COVID--19 Nasional Turun dari Sehari Sebelumnya

Retno mengatakan bahwa Indo-Pasifik harus menjadi tempat yang aman karena wilayah tersebut merupakan rumah bagi 60 persen populasi dunia. Kawasan tersebut juga bakal menjadi penyumbang terbesar ekonomi dunia selama 30 tahun ke depan. “Tapi kita masih belum mampu menciptakan lingkungan yang kondusif … Ketidakpercayaan dan ketidakpastian masih ada,” ujarnya.

Dia berharap EAS dapat berkontribusi dalam menciptakan Indo-Pasifik sebagai kawasan yang aman, stabil, dan inklusif, dan mendorong kolaborasi ke kawasan-kawasan lain.

Baca juga:  KPU Beri Batas Waktu OSO Hingga 21 Desember

ASEAN pada 2019 telah menyepakati Pandangan ASEAN terhadap Indo-Pasifik (ASEAN Outlook on Indo-Pacific/AOIP) yang merupakan penegasan posisi organisasi regional itu dalam peranannya untuk menjaga perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik.

Namun, AOIP tidak menyinggung rivalitas antara AS dan China yang makin nyata di Indo-Pasifik.

Pandangan yang digagas Indonesia itu lebih mengedepankan pendekatan dialog dan kerja sama yang terbuka dan inklusif alih-alih kompetisi dan rivalitas. AOIP menegaskan bahwa ASEAN tidak akan berpihak pada negara besar mana pun dan akan menjaga perdamaian kawasan Indo-Pasifik. (Kmb/Balipost)

Baca juga:  Presiden Tinggalkan Bali, Bertolak ke Kamboja
BAGIKAN