Umar Ibnu Alkhatab. (BP/Istimewa)

Oleh Umar Ibnu Alkhatab

Gubernur dan Wakil Gubernur Bali, Pak Koster dan Pak Cok Ace akan mengakhiri masa tugasnya pada awal September 2023 mendatang. Santer terdengar Penjabat Gubernur Bali tengah dipersiapkan untuk menjalankan roda pemerintahan Provinsi Bali sampai dilakukan pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Bali yang baru pada awal tahun 2025.

Menurut informasi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bali telah mengantongi sejumlah nama Penjabat (Pj.) Gubernur Bali pengganti Pak Koster. Sejumlah nama itu antara lain Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi
Bali, Dewa Made Indra, Staf Khusus Bidang Keamanan dan Hukum Kementerian Dalam Negeri RI, Irjen Sang Made Mahendra Jaya, dan Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas RI, Ervan Maksum.

Kendati masih bersifat informasi, siapapun yang
terpilih dari nama-nama itu, kita berharap ia mampu meneruskan dan menuntaskan program yang sedang berjalan saat ini. Para kandidat yang dimunculkan ini
memiliki rekam jejak yang cukup baik.

Dewa Made Indra misalnya, merupakan birokrat yang pernah memangku jabatan penting di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali sebelum menjabat sebagai Sekda. Pria kelahiran Singaraja, 3 Februari 1967, itu adalah jebolan S1 Institut Ilmu Pemerintahan Jakarta dan S2 Universitas Padjadjaran Bandung yang pernah
menjabat sebagai Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali.

Baca juga:  Menjaga Legitimasi Hasil Pemilu 2019

Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) Drs. Sang Made Mahendra Jaya, M.H. yang lahir di Singaraja, 3 Juli 1966, adalah seorang perwira tinggi Polri yang saat ini menjabat sebagai Staf Khusus Menteri Dalam Negeri RI Bidang Keamanan dan Hukum. Ia adalah lulusan Akademi Kepolisian tahun 1989 dan berpengalaman dalam bidang reserse. Sejumlah jabatan yang pernah diembannya adalah Widyaiswara Utama Tk.I Sespim Lemdiklat Polri, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Bali, dan Kepala Sekretariat Umum Polri.

Kandidat lain yakni Ervan Maksum adalah Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas. Ia lahir di Jakarta, 24 Januari 1971 dan merupakan lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) pada Bachelor Petroleum Engineering angkatan tahun 1990. Kemudian melanjutkan kuliah di Kungliga Tekniska Högskolan Stockholm Swedia untuk master Energy Engineering Mechanical tahun 1997. Setelah sempat bekerja di SC Johnson dan Reckitt Benckiser Inggris, ia dilantik Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil sebagai Dirut PD Pasar Bermartabat Kota Bandung periode 2016- 2020.

Baca juga:  Perda Desa Adat, Mengayomi Pengawal Budaya Bali

Secara umum ketiga kandidat pengganti Pak Koster di atas memiliki kapasitas profesional di bidang masing-masing. Kapasitas ini diharapkan bisa digunakan untuk membawa masyarakat Bali lebih maju lagi, dan bisa meneruskan
apa yang telah diletakkan oleh Pak Koster. Kita menimbang bahwa ketiga calon Pj. Gubernur Bali ini juga memiliki pesona dan kualitas personal yang mumpuni sehingga mampu menginspirasi masyarakat Bali untuk bangkit lebih kuat lagi.

Kualitas profesional dan personal inilah yang kita butuhkan untuk bisa menjamin bahwa yang terpilih adalah orang yang mampu memimpin masyarakat Bali di masa transisi ini. Kita yakin bahwa ketiganya adalah sosok yang terbaik dari yang terbaik yang dianggap mumpuni menjadi Pj. Gubernur Bali.

Sebagai masyarakat Bali, tentu saja kita memiliki keinginan agar yang terpilih adalah sosok yang selama ini telah berkerjasama dengan pak Koster, yakni Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, keinginan agar Made Indra Indra menjadi Pj. Gubernur Bali demi mempercepat penuntasan program dari visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang sedang berjalan, Made Indra diyakini telah menguasai betul visi tersebut dan mengetahui dengan persis program-program yang sedang dikerjakan, dengan menjadi PJ Gubernur Bali, Made Indra bisa berkomunikasi dengan pak Koster, begitu pula sebaliknya, Pak Koster bisa berkomunikasi dengan pak Made Indra secara lebih intens demi mengawal semua hal yang terkait dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali tersebut agar bisa
terwujud dengan baik.

Baca juga:  Parenting Dalam Konsep Etnopedagogi

Akhirnya, bagaimana pun juga, semuanya sangat tergantung kepada keputusan Menteri Dalam Negeri soal siapa yang tepat untuk menjadi Pj. Gubernur Bali. Hemat kita, siapapun yang terpilih kita harapkan mampu melanjutkan program dari visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali tersebut. Kita juga yakin bahwa siapapun yang terpilih sebagai Pj. Gubernur Bali, Pak Koster akan mampu menjalin komunikasi dengan baik, dan mampu menjamin bahwa PJ Gubernur Bali itu tidak mengubah kebijakan apapun sehingga kebijakan yang sedang berjalan bisa berakibat produktif dan positif bagi masyarakat Bali, dan tentu saja bagi pak Koster sendiri. Kita meminta agar pak Koster terus menjalin komunikasi dengan semua pihak, khususnya Kementrian Dalam Negeri agar bisa memastikan Pj. Gubernur Bali memiliki tekad yang sama dengan Pak Koster.

Penulis Pengamat Kabijakan Publik

BAGIKAN