Rekontruksi Gamelan Tua dibawakan Sanggar Sekar Tunjung Biru, Banjar Anyar, Kelurahan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Sabtu (15/7). (BP/apsari)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pergelaran tari menjadi kesenian Bali yang paling diminati di Pesta Kesenian Bali (PKB) XLV 2023. Salah satu pagelaran yang tampil pada Sabtu (15/7) adalah rekonstruksi gamelan tua dari Sanggar Sekar Tunjung Biru, Banjar Anyar, Kelurahan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung.

Ketua Listibia Kecamatan Kuta Selatan, Dr. I Wayan Dedi Sumadra mengatakan pergelaran ini menampilkan rekonstruksi gamelan tua yang membawakan gending- gending klasik. “Pergelaran menampilkan rekonstruksi gamelan tua. Yang lebih khususnya menampilkan gending-gending klasik yang ditampilkan melalui sajian angklung klentangan,” ungkapnya.

Baca juga:  Jokowi Ajak Notaris Sederhanakan Regulasi

Angklung menjadi kesenian klasik di Tanjung Benoa karena sudah ada sejak 1962. Dalam pergelaran ini, Dedi mengatakan jumlah yang tampil adalah 26 orang, rata-rata sudah berumur. “Jumlah sekaa yang tampil 26 orang dan kami menggunakan seperangkat gamelan angklung klasik. Dan yang tampil hari ini kebanyakan yang sudah berumur,” ujarnya.

Dalam Rekonstruksi Gamelan Tua Angklung Klasik ini, Sanggar Sekar Tunjung Biru membawakan 5 gending. Yaitu, Gending Iyak Guwang, Gending Patra Ngiring, Gending Patra Jaya, Gending Sukawanti, dan Gending Perang.

Baca juga:  Agar Tertib, Polda Bali Gelar Lomba Pengarakan Ogoh-ogoh di Denpasar

Dedi memaparkan pergelaran rekonstruksi gamelan tua ini berhubungan dengan tema PKB tahun ini. “Rangkaian sajian gending gending tersebut itu pun kami gali secara filosofis sehingga munculah sinopsis yang relevan dengan (tema, red) PKB 2023.Apalagi seperti yang kita ketahui wilayah Tanjung Benoa adalah wilayah yang kecil dan dikelilingi pantai dan notabene dari dulu sampai saat ini mayoritas masyarakat kami bekerja sebagai nelayan tradisional dan nelayan di sektor pariwisata. Sehingga untuk mengingat, membangkitkan semangat atau spirit jiwa kenelayanan kami di Tanjung Benoa, kami mewujudkan dalam sajian tabuh-tabuh angklung klentangan,” ungkap koordinator pagelaran rekonstruksi gamelan tua ini.

Baca juga:  Barong Kibarkan Kebenaran

Dedi mengungkapkan jika ini bukan kali pertama bagi Sanggar Sekar Tunjung Biru tampil di Pesta Kesenian Bali. Sekaa ini sudah beberapa kali tampil dalam wimbakara (lomba), rekasedana (pagelaran), pawai, dan juga taman penasar.

Dedi mengatakan cukup sulit membangkitkan semangat generasi muda untuk menyukai gamelan klasik. “Sekarang sulit untuk mengajak generasi muda untuk belajar gending gending klasik mereka lebih suka dengan kesenian kontemporer, kreasi, baleganjur,” paparnya. (Apsari/balipost)

BAGIKAN