Ny. Putri Suastini Koster menyerahkan bantuan pada kegiatan "Tresna lan Punia", di Wantilan Desa Tangguwisia, Kecamatan Seririt, Buleleng, Jumat (14/7). (BP/Istimewa)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Manggala Utama Paiketan Krama Istri (PAKIS) Bali, Ny. Putri Koster tidak lelah dan terus mengajak pengurus PAKIS di tingkat kabupaten/kota, kecamatan hingga desa untuk terus bersinergi dan bersama membangun pemahaman tentang pentingnya menjaga kelestarian adat, tradisi dan budaya Bali. Selain itu, keajegan keluarga berencana 4 anak juga terus disosialisasikan. Hal ini pun dilakukan Ny. Putri Koster pada kegiatan “Tresna lan Punia” yang merupakan salah satu program dari PAKIS, di Wantilan Desa Tangguwisia, Kecamatan Seririt, Buleleng, Jumat (14/7).

Selain untuk meneruskan adat istiadat, tradisi dan budaya jumlah kelahiran anak dalam satu keluarga, juga untuk melanjutkan garis keturunan dan tanggung jawab dalam keluarga. Sehingga semakin banyak anggota keluarga maka akan semakin ringan juga pekerjaan dan tanggung jawab yang ada untuk dipikul bersama.

Baca juga:  Villa WN Inggris di Tangguwisia Kebakaran

Ny. Putri Koster yang hadir didampingi sejumlah Kepala OPD terkait, Anggota DPRD Kabupaten Buleleng, Ni Kadek Turkini dan Ketua TP PKK Kabupaten Buleleng, Paramita Lihadnyana mengingat agar semua pihak khususnya umat Hindu yang sedang nangkil atau melaksanakan persembahyangan di suatu pura untuk mengingatkan dirinya sendiri dan anggota keluarga untuk kembali mengambil sisa bunga yang sudah dipakai, agar tidak berserakan dan mengotori areal pura.

“Mari kita jaga kebersihan hati mulai dengan meningkatkan kepedulian terhadap keberhasilan lingkungan dimanapun berada terutama saat di pura. Karena kesadaran kita menjaga kebersihan lingkungan menunjukkan karakter pribadi seseorang yang sebenarnya. Pura atau parhyangan diibaratkan kepala kita, yang memang harus dijaga kesuciannya, sehingga mari bersama kita tanamkan perwujudan dari kesadaran kita di dunia nyata, karena pada hakikatnya apabila kita mampu memperlakukan lingkungan dengan baik, maka lingkungan juga akan memberikan imbal balik untuk menjaga kita semua,” tegas Ny. Putri Koster.

Baca juga:  Penting, Peran Krama Istri Jaga Adat hingga Lingkungan

Selebihnya, tidak pernah lelah Ny. Putri Koster yang tumbuh kental di dunia seni mengingatkan seluruh lapisan masyarakat untuk memahami perbedaan antara tari wali, tari wewalian dan tari balih-balihan. Sehingga dengan memahami klasifikasi tarian tersebut akan memberikan ruang bagi tradisi yang kita miliki untuk ditempatkan dan diterapkan pada tempat dan waktu yang tepat.

Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat Provinsi Bali, I Gusti Agung Ketut Kartika Jaya Seputra menjelaskan bahwa PAKIS di bentuk sebagai wadah untuk pengembangan adat, tradisi dan budaya Bali yang bertujuan untuk mempertahankan kelestarian budaya melalui penguatan budaya lokal ditengah gempuran globalisasi. “Kita patut mengikuti dan menguasai pergerakan dari sebuah kemajuan bangsa dan dunia, namun jangan sesekali kita melupakan adat, tradisi dan budaya lokal dimana kita lahir, tumbuh dan dibesarkan. Untuk itu mari kita satukan tekad menjaga kelestarian budaya kita bersama,” ungkapnya.

Baca juga:  Jan Ethes Berpakaian Adat Bali hingga ke Jakarta

Hal senada juga diungkapkan oleh Penyarikan Madya Majelis Desa Adat Kabupaten Buleleng, Nyoman Westa. Bahwa, PAKIS Kabupaten akan menjadi pioner yang menjadi perpanjangan tangan PAKIS Provinsi Bali dalam menjaga dan melestarikan adat, tradisi dan budaya lokal yang ada di wilayah kita masing-masing.

Pada kesempatan ini, Ny. Putri Koster menyerahkan bantuan berupa beras, telur, dan susu yang juga dibarengi oleh penyerahan bibit cabai dan bibit terong oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, serta penyerahan bibit pohon tahunan oleh Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali. (kmb/balipost)

BAGIKAN