Kondisi Pura Beji Singa Desa Adat Tarukan Pejeng Kaja yang mengalami kerusakan akibat bencana air bah dan longsor. (BP/Istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Cuaca ekstrem belakangan ini menyebabkan air bah dan bencana tanah longsor di Pura Beji Singa, Desa Adat Tarukan Pejeng Kaja. Warga setempat, Komang Swastawa, Senin (17/7), mengatakan bencana longsor dan air bah ini menyebabkan tembok penyengker dan sejumlah pelinggih rusak parah.

Diungkapkannya, longsor menimpa bale kulkul sehingga kondisinya rusak parah. Selanjutnya, air bah yang menerjang Pura Beji menyebabkan tembok penyengker dan beberapa pelinggih rusak parah. “Ini diantaranya Pelinggih Bhatara Wisnu, dan Pelinggih Pengayat,” ucapnya.

Baca juga:  Desa Adat Peninjoan Sakralkan Tari Telek sebagai Warisan Nenek Moyang

Swastawa menjelaskan bangunan yang selamat meliputi candi bentar dan beberapa pelinggih lainnya. Belum ada aparat pemerintah, termasuk BPBD yang mengecek kerusakan yang terjadi di Pura Beji Singa Desa Adat Tarukan Pejeng Kaja. Jro Mangku Pura Desa dan Pura Puseh, Jro Mangku Wayan Merta membenarkan bahwa penyengker dan Pelinggih di Pura Beji Singa Desa Tarukan Pejang Kaja mengalami kerusakan karena bencana longsor dan air bah.

Baca juga:  Gangguan PDN, Penumpukan Calon Penumpang Terjadi di Bandara Soekarno-Hatta

Disampaikannya, Pura Beji Singa tersebut diempon Desa Adat Tarukan Pejeng Kaja dan Desa Adat Dapdapan Pejeng. Setiap upacara Nyekah dan Ngaben Warga Desa Tarukan Pejeng Kaja mengelar upacara Ngening di Pura Beji Singa.

Sementara, saat pujawali di Pura Kahyangan Tiga Warga Desa Dapdapan Pejeng mengelar upacara ngingsah di Pura Beji Singa. “Kami berharap pemerintah membantu perbaikan Pura Beji Singa,” tutur Jro Mangku Wayan Merta. (Wirnaya/balipost)

Baca juga:  Empat OPD Berkantor di Pasar Loka Crana, Omzet Pedagang Terimbas
BAGIKAN