Kondisi tebing di kawasan DTW Tanah Lot mengalami keretakan. Kondisi ini dikhawatirkan memicu longsor. (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Kondisi tebing di kawasan DTW Tanah Lot mengalami retak sebanyak 10 titik. Terparah ada di bagian madya Pura Batu Bolong.

Mencegah hal yang tidak diinginkan, manajemen DTW Tanah Lot bersama pengempon pura sudah menutup areal yang rentan bahaya longsor tersebut dengan pagar. Saat ini mereka pun masih menunggu tidak lanjut dari BWS Bali-Penida untuk penanganannya.

Manager DTW Tanah Lot, Made Sudiana, Senin (17/7) mengatakan, keretakan pada tebing areal Pura Batu Bolong ini sejatinya sudah diketahui sejak 3-4 tahun lalu. Hanya, belakangan dirasa kian mengkhawatirkan karena rentan terjadi longsor.

Baca juga:  Kedatangan Turis Asing Ditunda, Pelaku Pariwisata Lebih Mantapkan Prokes

Ia berharap yang ada saat ini minimal masih tetap lestari sampai generasi berikutnya. Manajemen juga sudah mengajukan ke badan pengelola untuk penanganan, namun sepertinya tidak bisa ditanggulangi karena biaya besar, apalagi cara mengatasi juga tidak bisa.

Sebagai langkah awal, manajemen bersama pengempon pura sudah bersurat ke Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida. Dari pihak BWS bersama konsultan sekitar sebulan lalu juga sudah melakukan pengecekan di lokasi keretakan.

Baca juga:  Pakelem Ngerestiti Jagad di Pura Tanah Lot

Posisi yang retak jika dilihat dari empat tahun lalu sampai sekarang memang tidak meluas atau masih tetap sepanjang 20 meter. Paling banyak retak di bagian areal madya mandala pura.

Di titik retak pernah diberikan batu candi. Namun lama-lama batu candi itu terkikis juga dan retaknya kembali muncul. “Kalau penanganan keretakan ini jujur dari kami tentu tidak bisa dilakukan. Sebab yang retak ini bagian tebing. Kemarin sudah ditengok dan dicek oleh BWS bersama konsultan, dan kami diminta untuk mengukur secara berkala untuk dilaporkan,”katanya.

Baca juga:  Tanah Lot Art and Food Festival Akan Tonjolkan Budaya dan Kuliner Khas Tabanan 

Karena khawatir longsor, pada saat pujawali di pura itu, jumlah pemedek akan dibatasi. Ia berharap pihak BWS bisa membantu penanganan.

Dikhawatirkan, jika areal tersebut longsor, wujud maskot Tanah Lot yakni Batu Bolong menjadi tidak sempurna. “Mudah-mudahan tidak terjadi hal tidak diinginkan. Karena dari BWS ketika meneliti ke lokasi disebutkan masih aman makanya kita diminta ngecek secara berkala,” ucap Sudiana. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN