BANGLI, BALIPOST.com – Kintamani menjadi kecamatan penyumbang angka stunting tertinggi di Kabupaten Bangli. Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Bangli yang juga Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar mengungkapkan hal itu dalam sebuah acara diskusi di museum Gunung Api Batur, Senin lalu.
Dikatakan Diar bahwa kasus stunting di Bangli masih tinggi. Berdasarkan hasil survey status gizi Indonesia tahun 2022, stunnting di Bangli masih berada di angka 9,1 persen.
Di atas rata-rata angka stunting provinsi Bali. “Penyumbang utamanya adalah kecamatan Kintamani,” kata Wabup asal Desa Belantih, Kintamani itu.
Menurutnya penyebab stunting tidak semata karena kekurangan gizi akibat faktor ekonomi. Bisa juga karena pola asuh orang tua.
Pola asuh yang dimaksud yakni berkaitan dengan pemberian asupan makanan pada anak yang tidak memperhatikan gizi yang baik. “Apalagi dengan perkembangan teknologi sekarang. Sekarang banyak orang tua yang mengasuh anaknya dengan cara dikasi HP. Padahal orang tuanya mampu memberikan makan dan susu. Tapi tidak diperhatikan asupan gizi untuk anaknya,” ungkapnya.
Sehingga, menurutnya pola asuh orang tua sangat menentukan kesehatan anak. Dalam upaya pencegahan dalam menekan kasus stunting di Bangli Diar mengaku pihaknya telah bekerjasama dengan para majelis desa adat (MDA) PHDI, dan perguruan tinggi.
Belum lama ini pihaknya juga sudah melakukan pembinaan kepada 60 pasang catin (calon pengantin) difasilitasi kantor kementerian agama. Pencegahan stunting ini kata Diar memang harus dilakukan dari awal.
Dari pengantin merencanakan hamil harus diberi pendampingan sehingga betul-betul siap hamil sehingga nantinya bisa melahirkan bayi yang sehat. Sesuai target pemerintah pusat, diharapkan tahun 2045 sudah bebas stunting. (Dayu Swasrina/Balipost)