GIANYAR, BALIPOST.com – Wakil Gubernur (Wagub) Bali, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) menghadiri puncak upacara palebon pangelingsir Puri Mahasari Ubud, Tjokorda Gede Budi Suryawan, Senin (24/7). Karya palebonan diawali dengan pelepasan jenazah almarhum Tjok Gede Budi Suryawan dari Puri Mahasari Ubud menuju Puri Saren Ubud.
Lanjut melaksanakan upacara serah terima dari keluarga kepada pemerintah daerah yang diterima langsung oleh Wagub Cok Ace. Dan selanjutnya menuju Setra Dalem Puri Ubud. Nampak Wakil Gubernur Bali pada kesempatan ini berada di pelataran bade tumpang sembilan yang diusung ratusan krama desa adat Ubud, yang diatasnya adalah jenazah almarhum CBS.
Wagub Cok Ace, mengatakan, bahwa upacara ini dilaksanakan sebagai wujud penghormatan dan penghargaan negara atas jasa, dharma bhakti dan pengabdian almarhum kepada bangsa dan negara semasa hidupnya. “Upacara kebesaran ini dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan dari pemerintah atas jasa darma bhakti dan pengabdian almarhum kepada negara dan bangsa semasa hidupnya. Sebagaimana kita ketahui, almarhum adalah mantan Bupati Gianyar periode 1992-2002 yang lebih dikenal dengan sebutan CBS. Almarhum CBS dikenal salah satu tokoh pembangunan kabupaten Gianyar. Almarhum juga memiliki andil besar pada perekonomian Gianyar di masa jabatannya sebagai Bupati Gianyar saat itu,” ujar Wagub Cok Ace saat melaksanakan upacara pelepasan jenazah secara kedinasan, di Setra Dalem Puri, Ubud, Gianyar, Senin (24/7).
Ditambahkannya, ada beberapa pembangunan yang dicetusnya dan hingga kini masih kokoh, serta dapat dikenang salah satunya adalah Stadion Kapten I Wayan Dipta yang menjadi markas Bali United saat ini. Selain itu, almarhum juga dikenal sebagai pencetus pembangunan jalan Bypass Dharma Giri dan Balai Budaya Gianyar.
Tjok Gede Agung Wijayakusuma Suryawan, putra dari Alm. Tjok Gede Budi Suryawan didampingi ibundanya (istri almarhum) Tjokorda Istri Putra Nikawati mengucapkan rasa terima kasihnya kepada unsur pemerintah daerah, pemerintah pusat dan krama desa adat Ubud yang sudah mendukung, mendoakan dan hadir pada karya palebonan ini. “Saya sangat berterima kasih atas bantuan, kerjasama dan kebersamaan krama yang guyub membantu karya palebonan ayah kami, saya juga meminta maaf atas kesalahan almarhum selama usia hidupnya, baik perkataan dan perbuatan yang tidak sesuai,” ungkapnya.
Bendesa Adat Ubud yang juga kerabat dari almarhum, Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah mengatakan bahwa almarhum sebagai manusia biasa semasa hidupnya juga tidak luput dari kekhilafan. “Oleh karenanya saya mengajak seluruh sameton Ubud untuk sudi kiranya melapangkan dada memberikan maaf atas segala kesalahan almarhum semasa hidupnya seraya berdoa semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya,” ujarnya.
Di sesi terakhir, setelah pembakaran usai, dan prosesi upacara di setra selesai, Wagub Cok Ace bersama keluarga besar Puri Mahasari dan Puri Ubud melanjutkan prosesi nganyut di pantai Lembeng, Gianyar.
Karya palebonan dengan bade tumpang sembilan dan lembu warna hitam ini tidak hanya menyita perhatian warga lokal, namun sebagian besar wisatawan mancanegara yang sedang berlibur di Ubud juga nampak antusias menunggu dan menyaksikan prosesi karya ini. (kmb/balipost)