Dekan FH Unwar, Prof. Budiartha menyerahkan tempat sampah dan bibit pohon Cempaka kepada Lurah Kubu pada kegiatan PKM Internasional, di Banjar Penglipuran, Desa Penglipuran, Kelurahan Kubu, Bangli, Selasa (25/7). (BP/Istimewa)

BANGLI, BALIPOST.com – Fakultas Hukum Universitas Warmadewa (FH Unwar) bekerja sama dengan Law Fakulty Universiti Teknologi Mara-Malaysia dan Singapore Institute Of Technology-Singapore, menyelenggarakan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Internasional, di Desa Penglipuran, Kubu, Bangli, Selasa (25/7). PKM Internasional mengusung tema “Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat dalam Green Tourism”.

Tema PKM Internasional dipaparkan oleh 4 orang narasumber. Diantaranya, Dekan FH Unwar, Prof. Dr. I Nyoman Putu Budiartha, SH.,MH., Assoc. Prof. Dr. Hartini Saripan dari Law Fakulty Universiti Teknologi Mara-Malaysia, Assoc. Prof. Hee Jhee JIOW dari Singapore Institute Technology, dan Ketua LPM Unwar Prof. Dr. Drs. I Wayan Wesna Astara, SH.,M.Hum., serta dimoderatori oleh Dr. I Gusti Agung Ayu Gita Pritayanti Dinar, SH.,MH.

Baca juga:  Bangkit Bersama Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri, UMKM "Going Digital" di Tengah Pandemi

Dekan FH Unwar Prof. Budiartha, mengatakan PKM Internasional ini melibatkan mahasiswa FH Unwar dari jenjang S1, S2, dan S3. Dipilihnya Desa Penglipuran karena desa ini memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan seluruh dunia. Oleh karena itu, PKM Internasional dengan tema “Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat dalam Green Tourism” ini cocok dilaksanakan di Desa Penglipuran.

Sedangkan untuk civitas akademika FH Unwar, PKM Internasional ini diharapkan mampu mengabdikan ilmu pengetahuan yang didapatkan di kampus lewat menyerap aspirasi dari masyarakat dalam rangka meningkatkan motivasi masyarakat Desa Penglipuran untuk menjaga kebersihan dan tardisi untuk pariwisata (green tourism).

Baca juga:  Prodi MKn PPs Unwar Raih Akreditasi Unggul

Mewakili Rektor Unwar, Ketua LPM Unwar Prof. Wesna Astara, mengatakan berbagai kearifan lokal dengan nilai-nilai budaya dimiliki oleh Desa Penglipuran. Salah satunya memiliki standar atau pakem angkul-angkul, konsep karang memadu, dan memiliki green tourism berupa hutan bambu untuk wisata alam.

Oleh karena itu, nilai-nilai budaya yang ada ini harus dijaga untuk mempertahankan wisata budaya dan alam di Desa Penglipuran. Sehingga, ke depannya tetap daya tarik wisatawan dan dunia pendidikan untuk belajar, terutama tentang green tourism.

Baca juga:  Pertanian Dapat Rp 1,4 Miliar dari Cukai Rokok

Prof. Hartini Saripan, mengaku senang bisa dilibatkan dalam kegiatan PKM Internasional di Desa Penglipuran. Menurutnya, Desa Penglipuran sangat indah dan sudah terkenal dengan wisata alamnya (eco tourism).

Dikatakan, kegiatan ini merupakan PKM Internasional kedua yang digelar bersama FH Unwar. Pertama, telah dilakukan di Malaysia. Pada kegiatan PKM Internasional ini juga diisi dengam pemyerahan tempat pembuangan sampah dan bibit pohon Cempaka oleh Dekan FH Unwar kepada Lurah Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. (bns/balipost)

BAGIKAN