MANGUPURA, BALIPOST.com – Wakil Gubernur (Wagub) Bali, Tjok Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) menyambut baik pelaksanaan Bali International Choir Festival (BICF) ke-12. Menurutnya, kegiatan yang diselenggarakan Badan Narkotika Nasional (BNN) RI ini merupakan media yang tepat untuk menggaungkan semangat anti narkotika.
Sambutan positif itu disampaikan Wagub Cok Ace saat menghadiri pembukaan yang dirangkai dengan gala dinner bagi peserta festival yang dilaksanakan di Discovery Kartika Plaza Kuta, Kabupaten Badung, Selasa (25/7) malam. Atas nama Pemprov Bali, Wagub Cok Ace menyampaikan terima kasih kepada Kepala BNN RI, Komjen. Pol. Prof. Dr. Petrus Reinhard Golose yang tak henti-henti menjadikan Pulau Dewata sebagai panggung untuk kegiatan dalam rangka menggemakan anti narkotika.
Ia berharap, terpilihnya Bali sebagai tempat penyelenggaraan acara ini, mampu menguatkan komitmen semua pihak untuk memberantas peredaran narkotika. Karena menurutnya, sebagai daerah tujuan wisata, daerah Bali menjadi sasaran empuk peredaran barang terlarang itu. “Untuk meniadakan sama sekali memang tidak mungkin, tapi harapannya bisa terus kita tekan,” jelas Wagub Cok Ace.
Wagub menyampaikan selamat datang kepada para peserta dari berbagai negara. Diharapkan, kegiatan ini tak hanya mampu mendorong perkembangan bidang paduan suara, namun juga berimbas positif bagi upaya pemulihan pariwisata Bali. “Selamat datang di Bali yang kita kenal sebagai Pulau Dewata dan juga Pulau Surga. Manfaatkan waktu selama di Bali untuk berkunjung ke objek wisata,” ujarnya.
Cok Ace yang juga menjabat sebagai Ketua BPD PHRI Bali ini menyebut paduan suara sebagai salah satu jenis seni tarik suara dengan tingkat kesulitan tinggi. Menurutnya, selain membutuhkan bakat, dalam paduan suara juga diperlukan konsentrasi, kekompakan dan kerjasama tim.
Bahkan, Guru Besar ISI Denpasar ini menyebut penekun paduan suara sebagai orang yang memiliki kemampuan di atas rata-rata karena mereka tak hanya dituntut menguasai hal yang berkaitan dengan logika tapi juga olah rasa. Oleh sebab itu, ia menilai langkah BNN menggandeng kelompok paduan suara dalam mensosialisasikan program memerangi penyalahgunaan narkotika sebagai hal yang sangat tepat. “Saya harap kegiatan ini memberi vibrasi positif bagi Bali, Indonesia dan dunia,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala BNN RI Petrus Golose dalam wawancara dengan awak media menyampaikan bahwa kegiatan ini melibatkan 4.000 peserta dari 16 negara. Ia menyebut, nyanyian merupakan media yang tepat untuk menyampaikan pesan anti narkotika yang belakangan digencarkan BNN RI. Mantan Kapolda Bali itu mengatakan, program sebelumnya yaitu “Sing Against Drug” yang digelar BNN RI telah memecahkan rekor dunia dengan gerakan bernyanyi anti narkotika yang diikuti lebih dari 3,6 juta orang.
Melanjutkan program itu, BNN RI bersama Bandung Choral Society (BCS) kembali berkolaborasi menggelorakan semangat “war on drugs” melalui pendekatan “soft power approach” dengan menyelenggarakan The 12th Bali International Choir Festival. Dia berharap, perlombaan paduan suara yang dimulai 26-29 Juli 2023 ini dapat menimbulkan efek besar bagi upaya pencegahan narkotika di Indonesia.
Pada kesempatan itu, Kepala BNN RI Petrus Golose yang baru dikukuhkan menjadi Guru Besar mewanti-wanti masyarakat agar waspada terhadap peredaran narkotika jenis baru yang kini marak di dunia seperti ‘fentanil’. Ia menginformasikan bahwa narkotika jenis baru itu telah muncul di Indonesia. “Saya selalu sampaikan yang merupakan challenge kita berikutnya adalah new psychoactive substances, seperti ‘fentanil’ yang ada di AS. Itu sudah terdeteksi ada di Indonesia, walaupun belum seperti di sana yang diracik organized crime,” tandasnya.
Di Indonesia, kata Golose, meskipun baru dikeluarkan oleh farmasi, zat yang mengandung NPS tersebut sudah diedarkan dan dipakai sejumlah orang. Para pemakai tersebut sudah menjalani rehabilitasi di BNN RI.
Mengakhiri wawancara, ia menyampaikan terima kasih kepada Pemprov Bali khususnya Wagub Cok Ace yang selalu setia bersama BNN dalam mengumandangkan perang terhadap narkotika. “Karena seperti yang kita ketahui, di seluruh dunia tercatat sebanyak 296 juta pengguna narkotika dan 3,6 juta diantaranya ada di Indonesia. Bali mendapat atensi khusus karena termasuk dalam 20 provinsi dengan narapidana narkotika khususnya perempuan. Karena itu, upaya menekan peredaran narkotika di Pulau Dewata ini menjadi konsen saya,” pungkasnya. (kmb/balipost)