Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan sambutannya saat menghadiri Kongres Arsitek ASEAN ke-4 di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (25/7/2023). Kongres Arsitek ASEAN ke-4 yang diikuti 11 negara ASEAN tersebut berlangsung hingga 29 Juli 2023. ASEAN. (BP/Ant)

MAKASAR, BALIPOST.com – Untuk mengantisipasi kekurangan pangan dampak kekeringan akibat pengaruh El Nino yang diprediksi terjadi pada puncaknya Agustus-September 2023, Pemerintah Pusat telah menyiapkan anggaran senilai Rp 8 triliun lebih. Anggaran itu akan dikucurkan mulai Oktober hingga Desember.

“Oleh karena itu, pemerintah mulai Oktober sampai Desember akan mengucurkan Rp 8 triliun bantuan kepada masyarakat untuk mengendalikan harga-harga,” ujar Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan usai menghadiri Konferensi Asean Arsitek di Makassar, Sulawesi Selatan, seperti dikutip dari kantor berita Antara, Kamis (27/7).

Baca juga:  Belum Lama Keluarkan Kebijakan Hidup Bersama COVID-19, Singapura Perketat Lagi Pembatasan

Menurut dia guna mengantisipasi dampak kekeringan yang ditimbulkan oleh pengaruh El Nino, pemerintah segera bersiap. Selain itu, kekhawatiran akan kurangnya pangan tentu menjadi salah satu alasan untuk disiapkan anggaran.

“Untuk harga-harga barang pokok, kita khawatir karena sungai sungai kita mengering. Saya sudah janji beli beras 1 juta ton, tapi tidak boleh. Memang kita harus bersiap betul, tapi dalam negeri kita, Alhamdulillah harga-harga masih stabil selain ayam dan telur,” katanya.

Baca juga:  2018, Ini Fokus Garapan Pemkab Buleleng

Kendati demikian, ada beberapa komoditas pangan yang saat ini tidak bisa diimpor seperti gandum dan kedelai, sebab bahan pangan itu semua harus dibeli dari luar negeri. “Yang bisa kita tidak beli, seperti beras, jagung, garam itu kita tidak impor, kecuali industri. Tapi untuk konsumsi itu kita tidak beli. Soal harga ayam naik, itu soal waktu saja, kalau pakannya naik, jagungnya kita subsidi,” ucap mantan Ketua MPR RI ini menekankan.

Sebelumnya, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat meminta agar langkah untuk menghadapi dampak cuaca ekstrem akibat fenomena El Nino dioptimalkan, yakni dengan mengupayakan langkah antisipatif dan adaptif.

Baca juga:  Waktu Mepet, Danau Buatan Batal Dibangun Tahun Ini

Lestari, dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Rabu menyebut perlu pula disediakan kebijakan yang dibutuhkan untuk menjamin ketahanan pangan, kesehatan, dan ekonomi. “Kita harus mengoptimalkan semua potensi yang kita miliki untuk bisa menjawab berbagai ancaman terkait dampak perubahan iklim dan kemarau panjang yang diperkirakan akan melanda Indonesia,” kata dia. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN