Personel Basarnas akan melakukan pemantauan di perairan terkait KM Sanjaya 86 yang hilang kontak di perairan Selat Bali. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – KM Sanjaya 86 yang dikabarkan hilang kontak di perairan selat Bali, sampai Senin (31/7) belum ditemukan. Basarnas Bali (Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar) menghentikan pemantauan karena tanda-tanda keberadaan kapal itu tidak terlihat setelah 10 hari dinyatakan hilang kontak.

Menurut informasi pihak Basarnas, surat persetujuan layar yang diajukan oleh nakhoda telah disetujui Syahbandar di Pelabuhan perikanan untuk bertolak dari Pelabuhan Benoa pada 20 Juli 2023 pukul 16.30 WITA. Paling lambat 24 jam setelah izin itu diterbitkan maka kapal sudah harus meninggalkan Pelabuhan Benoa.

Baca juga:  Telan Dana Rp1,43 Triliun, Presiden Resmikan Jembatan Pulau Balang Penajam

Tercatat pula bahwa kapal membawa 16 orang yakni 1 nakhoda, 1 kepala kamar mesin, 1 muslim, 1 masinis dan 12 kelasi. Kapal bergerak dari Pelabuhan Benoa hendak menuju ground fishing.

Menurut Kepala Kantor Basarnas Bali, I Nyoman Sidakarya, Basarnas Bali menerima laporan awal pada 22 Juli 2023 dari agen kapal, PT Sentral Benoa Utama, melalui pesan singkat. Dalam laporannya disebutkan bahwa kapal mengalami kebocoran.

Namun, dalam perkembangannya pihak agen menyatakan kapal dihantam gelombang. Basarnas Bali berkoordinasi dengan VTS Benoa tentang adanya kapal hilang kontak di sekitar Selat Bali.

Baca juga:  Begini, Kondisi Tanggul di Tukad Unda Pascahujan Lebat Semalaman

Baca selengkapnya di media partner DENPOST.id

BAGIKAN