DENPASAR, BALIPOST.com – Harga bahan penjor pada perayaan Hari Suci Galungan kali ini mengalami kenaikan hingga 50 persen. Kondisi ini disebabkan tersendatnya pasokan akibat cuaca buruk yang melanda Bali dalam sebulan terakhir. Demikian disampaikan sejumlah pedagang bahan penjor, sehari jelang Galungan, Selasa (1/8).
Menurut Ni Wayan Ria Wati (45), salah satu pedagang, pada perayaan Galungan ini harga bahan penjor relatif stabil meskipun terdapat kenaikan. Salah satunya adalah daun tal. “Perajin mengusahakan kenaikan harga kecil walaupun harga ental naik,” ungkap perempuan yang berjualan di Jl. Ahmad Yani, Denpasar ini.
Ria yang sudah berjualan selama 35 tahun ini menuturkan, jika semenjak pandemi COVID-19 tidak ada kenaikan harga. “Dari semenjak pandemi COVID-19 tahun 2020 sampai saat ini tidak ada perubahan harga yang signifikan,” ujarnya.
Ria mengatakan jika harga bahan penjor yang dijual berkisar antara Rp 5.000 hingga 30.000. Selama 6 hari berjualan, ia bisa menjual 200 paket bahan penjor dan meraup omzet 30 juta.
Sama seperti Ria, I Made Mangku Budiarta (39) yang menjual bahan penjor dan penjor jadi di Jl. Kepundung, Denpasar juga mengatakan permintaan bahan penjor terus bertambah untuk Galungan saat ini dibandingkan sebelumnya. Budiarta mengatakan jika harga bahan penjor mengalami kenaikan harga 50%.
“Harga bahan penjor saat ini mengalami kenaikan dibandingkan Galungan sebelumnya. Kenaikan harga saat ini dibandingkan sebelumnya naik 50%,” ujarnya.
Pemilik Bale Bali Penjor & Dekorasi ini mengatakan harga bahan penjor mulai dari Fp5.000 hingga ratusan ribu. Karena baru pulih dari COVID-19, Budiarta mengatakan jika masyarakat memilih penjor yang sederhana. “ Kalau saat ini masyarakat lebih memilih mencari bahan penjor yang sederhana karena ekonomi juga baru pulih akibat pandemi,” ungkapnya.
Selain melayani pesanan saat Galungan, Budiarta juga melayani pesanan penjor untuk event dan penjor odalan di pura.
Menurut Budiarta dan Ria harga bahan bahan penjor naik akibat faktor cuaca buruk yang melanda Bali. Hal tersebut menyebabkan bahan-bahan mentah tersendat distribusinya. (Apsari/balipost)