MANGUPURA, BALIPOST.com – Pengelola Daerah Tujuan Wisata (DTW) Kawasan Luar Pura Luhur Uluwatu, Pecatu, Kuta Selatan melakukan evaluasi terkait keberadaan kera nakal di kawasan wisata tersebut. Evaluasi ini dipandang penting lantaran berdampak terhadap citra dan kenyaman wisatawan yang berkunjung.
Bendesa Adat Pecatu, Made Sumerta, Jumat (4/8), mengatakan desa adat melalui pengelola akan terus melakukan evaluasi agar kenyamanan wisatawan terus terjaga. Terlebih, adanya keluhan kera nakal di kawasan pariwisata.
Karena itu, pihaknya meminta pengelola untuk mencatat jumlah kejadian yang dialami wisatawan selama sebulan, akibat kenalan kera. “Data ini nantinya dapat diformulasi untuk mencegah hal serupa kembali terjadi. Selama ini kan pelaporan ini belum ada. Tidak bisa laporan hanya aman dan lancar, tetapi harus ada catatan berapa kejadian yang dialami wisatawan akibat kenakalan kera ini,” ungkapnya.
Made Sumerta yang juga anggota DPRD Badung ini tidak menampik belum dilakukan langkah preventif terkait keberadaan kera nakal. Selama ini penanganan korban setelah adanya kejadian.
Padahal banyaknya kasus, diakui akan berdampak terhadap kenyamanan wisatawan. “Jangan sampai hal itu membuat wisatawan nanti takut datang ke Uluwatu. Kera ini kan menjadi salah satu daya tarik di DTW Uluwatu, ini harus dipikirkan agar tidak sampai terjadi kenakalan kera. Jangan sampai ini menjadi citra buruk,” terangnya.
Dikatakan, catatan kejadian merupakan salah satu bentuk evaluasi terkait respons kunjungan wisatawan maupun antusiasme wisatawan. “Ketika terjadi hal yang kurang membuat nyaman, maka hal itu wajib dilakukan evaluasi. Dengan demikian, diharapkan kunjungan wisatawan dapat semakin meningkat ke depannya,” katanya. (Parwata/balipost)