AMLAPURA, BALIPOST.com – Kejadian perusakan sarana prasarana yang ada di Pura Goa Raja Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem oleh wisatawan asal Korea mendapatkan sorotan dari PHDI Karangasem. Guna mencegah hal serupa kembali terjadi, pihak desa adat maupun Badan Pengelola Kawasan Suci Pura Agung Besakih supaya lebih meningkatkan dan memperketat pengawasan wisatawan ke Besakih.
Ketua PHDI Karangasem, Ni Nengah Rustini, Rabu (9/8), pihaknya sangat menyayangkan adanya aksi perusakan atau pelecehan simbol tempat suci yang notabene sangat disucikan dan lestarikan oleh umat Hindu di Bali.
“Kami sangat tidak terima atas perlakuan ini. Perusakan sarana dan prasarana yang ada pada pelinggih bangunan Pura sama halnya melecehkan simbol-simbol keagamaan yang kita miliki,” ujarnya.
Rustini meminta dengan adanya kejadian ini, pihak berwenang yang ada di Kawasan Suci Pura Agung Besakih bisa bersikap tegas dalam menjaga kesucian pura yang ada di sana. Sehingga hal seperti itu tidak lagi terulang kembali ke depannya.
“Pihak berwenang, seperti Desa Adat Besakih dan Badan Pengelola Kawasan Suci Pura Agung Besakih mesti membuat pembatas pada areal pura dan memperketat pengawasan terhadap wisatawan yang berkunjung ke Besakih. Ini sangat penting agar areal pura bisa lebih tertata. Karena harus ada batasan yang boleh dimasuki dan tidak oleh wisatawan. Dengan begitu, kami yakin areal pura yang sangat disucikan tetap terjaga dan lestari sesuai adat dan budaya Bali,” tandasnya.
Di bagian lain, Kepala Badan Pengelola Kawasan Suci Pura Agung Besakih, I Gusti Lanang Muliarta, mengatakan wisatawan yang melakukan perusakan itu bermalam di rumah warga dari dua hari sebelum kejadian. Wisatawan itu ke Pura Goa Raja tidak melalui lokasi tiket di Manik Mas, sehingga tidak terkontrol oleh petugas dari badan pengelola. “Saat kejadian tidak ada pecalang sehingga bisa masuk kedalam pura, dan kebetulan kejadiannya juga sore,” katanya.
Atas kejadian ini, Lanang Muliarta menjelaskan, langkah ke depannya untuk mencegah kejadian itu tidak terulang lagi, pihaknya telah membuat planning mendata wisatawan yang menginap di rumah warga. “Jujur, pintu masuk ke Besakih cukup banyak, sehingga sulit mengontrol wisatawan ke Besakih. Ke depan kita akan siapkan petugas di setiap pintu masuk itu, sehingga nantinya wisatawan itu akan diarahkan ke Manik Mas,” jelasnya. (Eka Parananda/balipost)