I Gusti Ngurah Tisna Wira Admaja. (BP/sinta)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sektor pariwisata di Bali sempat turun drastis pada saat pandemi melanda. Hal ini juga dirasakan oleh I Gusti Ngurah Tisna Wiraatmaja yang merupakan General Manajer Hotel Neo Denpasar.

Namun setelah pandemi berlalu, ia mengaku ada hikmah positif yang dirasakan. Pasar domestik menjadi pendukung kuat bagi pariwisata Bali untuk pulih.

Ngurah mengatakan pada saat pandemi di 2020, Hotel Neo Denpasar hampir tutup total. “Jika kita flashback ke tahun 2020 merupakan tahun yang cukup tragis bagi hampir semua sektor, dan kita berencana untuk menutup hotel secara total. Tetapi satu kendalanya adalah kita tidak dapat sosialisasi SOP untuk menutup hotel dari operator kita karena operator kita juga kesulitan pada saat itu,” jelasnya, Selasa (8/8).

Baca juga:  Bangun Pariwisata dengan Regulasi dan Infrastruktur Fundamental, Pelaku Pariwisata Apresiasi Gubernur Koster

Ia juga menjelaskan pada akhirnya setelah melakukan beberapa kali rapat bersama tim, diputuskan untuk tetap buka karena jika tutup tetap butuh biaya. Pengurangan jam kerja hingga jumlah pegawai mulai dilakukan.

“Tanpa disadari kita tetap bisa menggaji karyawan kita walaupun hanya 50 persen. Tetapi, kita tetap konstan di angka 50 persen itu dalam memberikan hak karyawan,” jelas Ngurah.

Pada 2020-2021, Hotel Neo Denpasar mulai meningkat sekitar 31 persen dan sudah bisa running. Pasar domestik berkontribusi besar dalam hal ini.

Baca juga:  Wagub Cok Ace Harap IMI Bali Banyak Lahirkan Atlet Otomotif Berprestasi

Di 2023, setelah diubahnya status pandemi menjadi endemi, ia mengaku berdampak signifikan. Bahkan Ngurah mengaku ini menjadi tahun recovery terbaik selama Neo Denpasar dibuka. “Mengapa dikatakan terbaik? Karena ada adanya pandemi itu ada cerita positif, mulai dari nol lagi, dan kita bisa memilih market mana yang cocok untuk kita,” jelasnya.

Ngurah mengaku jika domestik adalah support terbesar saat pandemi. Ia menjelaskan jika strategi ini hanya bisa diprediksi untuk satu tahun ini dikarenakan pada 2024 akan ada Pemilu sehingga strategi ini belum tentu bisa digunakan lagi.

Baca juga:  Pelaku Pariwisata di Buleleng Lakukan Ini Menunggu Pemberlakuan Era Baru

Pariwisata juga terpengaruh dengan situasi global.
Ngurah mengatakan bangga bisa bertahan pada situasi pandemi. “Itu suatu kebanggaan untuk kita juga ya, bisa survive di masa-masa pandemi. Karena saya pun tidak pernah membayangkan kalau kita masih bisa kerja sampai detik ini, karena banyak teman-teman yang harus dirumahkan,” jelasnya. (Sinta/balipost)

BAGIKAN